Headline.co.id (Timika) — Tim gabungan dari Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU) turun langsung ke Timika, Papua Tengah, untuk mensurvei lokasi pembangunan Sekolah Rakyat. Proyek ini akan berdiri di atas lahan seluas 10 hektare yang telah disiapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika di kawasan Jalan Hadelisari, Kelurahan Kwamki, Distrik Mimika Baru.
Bupati Mimika Johannes Rettob mengungkapkan, pembangunan Sekolah Rakyat di wilayahnya masuk dalam kategori tahap 3 C1 dan akan diluncurkan pada September 2025.
“Tim dari Kemensos dan Kementerian PU saat ini sedang berada di Timika untuk melakukan survei. Program ini akan diluncurkan bersama pada bulan September,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (12/8/2025).
Sambil menunggu gedung sekolah permanen berdiri, kegiatan belajar akan memanfaatkan bekas Wisma Atlet PON XX di kawasan poros SP2–SP5, Kelurahan Timika Jaya. Wisma tersebut tengah direnovasi oleh tim teknis agar layak digunakan sebagai ruang belajar sementara.
“Sekarang tim dari Kemensos dan Kementerian PU sedang melakukan renovasi bangunan wisma atlet sehingga nantinya bisa layak untuk menyelenggarakan aktivitas belajar Sekolah Rakyat,” kata Johannes.
Dinas Sosial Mimika telah melakukan pendataan calon siswa dan segera memulai perekrutan. Sekolah ini memprioritaskan anak-anak dari keluarga yang mengalami kemiskinan ekstrem, dengan seluruh biaya pendidikan ditanggung pemerintah.
Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa sebelumnya menyampaikan bahwa selain Mimika, Kabupaten Nabire juga menjadi lokasi pembangunan Sekolah Rakyat. Kedua sekolah tersebut akan menyelenggarakan pendidikan jenjang SD, SMP, hingga SMA dengan sistem asrama dan kurikulum standar nasional.
“Sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu. Kami terus menjalin komunikasi dengan Menteri Sosial agar pembangunan sekolah rakyat di Papua Tengah bisa segera direalisasikan,” kata Meki saat kunjungan kerja ke Timika baru-baru ini.
Program ini diharapkan tidak hanya menyediakan akses pendidikan gratis, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang layak bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu di Papua Tengah.
















