Doa Buka Puasa Dzahaba: Lafaz, Makna, dan Keutamaannya ~ Headline.co.id (Jakarta). Di bulan Ramadhan, momen berbuka puasa menjadi saat yang penuh berkah dan kebahagiaan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selain menyantap hidangan berbuka, membaca doa sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT menjadi bagian penting dalam ritual ibadah. Salah satu doa yang banyak diamalkan saat berbuka puasa adalah Doa Dzahaba. Dilansir Headline Media dari baznas.go.id pada Rabu (19/3), berikut penjelasan lengkap mengenai lafaz, makna, serta keutamaan doa buka puasa dzahaba.
Baca juga: Doa Ramadhan Hari ke-20: Memohon Pintu Surga dan Ketenangan Hati
Doa Dzahaba berbunyi:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.
Artinya: “Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah tetap pahala, insya Allah.”
Baca juga: Hukum Zakat Fitrah bagi Perantau: Wajib di Tempat Tinggal atau Bisa Dipindahkan?
Pada bagian pertama, ذَهَبَ الظَّمَأُ (Dzahabazh zhama’u), doa ini mengungkapkan rasa syukur karena dahaga yang dirasakan selama berpuasa telah hilang setelah berbuka. Rasa dahaga yang menahan selama seharian merupakan ujian kesabaran dan keikhlasan, sehingga ungkapan tersebut menjadi simbol keberhasilan menahan diri.
Bagian kedua, وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ (Wabtallatil ‘uruqu), merujuk pada kondisi urat-urat atau pembuluh darah yang kembali “basah” setelah tubuh menerima asupan cairan. Ini menggambarkan bagaimana nikmat air saat berbuka mengembalikan keseimbangan tubuh dan menghapus kelelahan akibat dehidrasi.
Sedangkan bagian terakhir, وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ (Wa tsabatal ajru insya Allah), merupakan doa agar Allah menerima puasa dan amal ibadah yang telah dilakukan, serta memberikan pahala yang berlimpah. Ungkapan “insya Allah” menekankan kepercayaan penuh bahwa segala hasil ibadah bergantung pada kehendak-Nya.
Baca juga: Doa Setelah Wudhu: Memperteguh Ibadah dan Meraih Keutamaan Surga
Keutamaan Doa Dzahaba
Keutamaan membaca Doa Dzahaba pun tidak diragukan. Doa ini merupakan sunnah Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh Abu Daud, sehingga mengamalkannya menjadi bentuk ketaatan dan peneladanan atas ajaran Nabi. Selain itu, dengan membaca doa ini, umat Muslim tidak hanya mengungkapkan rasa syukur atas nikmat berbuka puasa, tetapi juga mengharapkan pahala dan perlindungan dari Allah SWT.
Kapan Doa Dzahaba Dibaca?
Doa Dzahaba dibaca setelah membatalkan puasa, yakni setelah minum atau makan kurma. Sebagai alternatif, terdapat pula doa buka puasa lain yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu:
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa ‘ala rizqika afthartu birahmatika ya arhamar rahimin.
Baca juga: Doa Sholat Taubat: Memohon Ampunan dan Kembali ke Jalan Allah
Artinya: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu wahai Zat Yang Maha Pengasih.” Doa ini dibaca sebelum membatalkan puasa sebagai ungkapan awal rasa syukur dan sebagai doa perlindungan sebelum memulai santapan berbuka.
Dengan makna yang mendalam serta keutamaan yang besar, Doa Dzahaba menjadi salah satu amalan yang dianjurkan untuk meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadhan. Semoga dengan membaca dan mengamalkannya, puasa kita diterima dan mendapat pahala yang melimpah dari Allah SWT.
Baca juga: Text Bacaan Doa Ramadhan Hari ke-19: Permohonan Nikmat, Kemudahan, dan Petunjuk Ilahi





















