Headline.co.id (Gunungkidul) ~ Angka kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul terus menunjukkan tren penurunan. Data terbaru mencatat, pada tahun 2024 angka kemiskinan mencapai 15,18 persen, turun 0,42 persen dibandingkan tahun 2023 yang berada di angka 15,60 persen.
Baca juga: Benarkah Buruh Banten Bergerak untuk Tangkap dan Adili Jokowi? Ini Faktanya
Sekretaris Daerah Gunungkidul, Sri Suhartanta, menegaskan bahwa meskipun penurunan tersebut belum signifikan, upaya pengentasan kemiskinan akan terus menjadi prioritas. “Kami telah merancang sejumlah program strategis untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan pada tahun 2025,” ujarnya saat ditemui pada Rabu (8/1/2025).
Fokus Pengurangan Beban dan Peningkatan Pendapatan
Sri Suhartanta menjelaskan bahwa program yang digagas Pemkab Gunungkidul mencakup dua pendekatan utama: pengurangan beban pengeluaran bagi penduduk miskin dan peningkatan pendapatan masyarakat. Berbagai program perlindungan sosial, seperti Universal Health Coverage (UHC) integrasi BPJS, Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), terus dioptimalkan.
Baca juga: Siswa SD di Gunungkidul Tewas Usai Kejang Saat Bermain Kasti di Sekolah
“Kami juga fokus pada pemberdayaan masyarakat miskin melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Usaha Sosial Ekonomi Produktif (USEP), serta pengembangan desa wisata yang melibatkan masyarakat secara aktif,” tambah Sri Suhartanta.
Dukungan UMKM dan Pembangunan Inklusif
Untuk menggerakkan ekonomi lokal, Pemkab Gunungkidul juga memperkuat sektor usaha kecil melalui UKM, UMKM, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan Kredit Usaha Rakyat Daerah (KURDA). Hal ini dilakukan untuk mendorong keberlanjutan usaha mikro dan menciptakan lapangan kerja baru.
Baca juga: Polisi Ungkap Kronologi Kecelakaan Bus Murni Jaya Terguling ke Sawah di Panjatan Kulon Progo
Di sisi lain, pembangunan inklusif menjadi salah satu kebijakan utama. Bantuan keuangan khusus (BKK) untuk desa, program pelatihan bagi kelompok disabilitas, hingga dukungan alat bantu menjadi bagian dari pendekatan afirmatif untuk mengurangi ketimpangan wilayah dan sosial.
GENI SEKO GUNUNG: Dorong Pendidikan Kesetaraan
Salah satu program unggulan yang menjadi perhatian adalah Gerakan Berani Sekolah Gunungkidul (GENI SEKO GUNUNG). Program ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan kesetaraan bagi warga belajar berusia di atas 25 tahun.
“Tidak hanya pendidikan formal, kami juga memberikan keterampilan hidup sesuai karakteristik lokal. Pendanaan disediakan untuk satuan pendidikan nonformal,” ungkap Sri Suhartanta.
Baca juga: Bus Murni Jaya Terguling di Kulon Progo, Lima Orang Luka-Luka
Kolaborasi untuk Target Penurunan Kemiskinan
Kepala Bappeda Gunungkidul, Mohamad Arif Aldian, menambahkan bahwa pencapaian penurunan kemiskinan memerlukan kolaborasi lintas sektor. “Intervensi dilakukan di berbagai bidang, seperti sanitasi, bantuan rumah tidak layak huni (RTLH), instalasi air bersih, serta pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang sosial,” jelasnya.
Menurut Arif, target pemerintah pada tahun 2025 adalah menurunkan angka kemiskinan hingga berada di kisaran 14 hingga 14,78 persen. “Dengan kerja keras bersama, kami optimis angka kemiskinan bisa terus ditekan,” pungkasnya.






















