Kurma Lombok Utara Raih Penghargaan Internasional, Bukti Riset dan Inovasi Lokal
Headline.co.id, Mataram – Terik matahari bulan Juli 2024 membasahi kening Jhon Arif Munandar yang berjalan menyusuri perkebunan kurma di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Dengan setelan koko lengan panjang merah manggis dan celana abu-abu, pria itu melindungi diri dari sengatan matahari. “Pohon kurma inilah yang buahnya kami bawa ke pameran kurma internasional di Abu Dhabi tahun lalu,” ujar Arif, mantan peneliti tanah yang kini menjadi petani kurma.
Riset yang dilakukan Arif pada 2015 menemukan bahwa tanah di Lombok Utara memiliki karakteristik lempung berpasir yang mirip dengan Timur Tengah. Iklim yang cocok, dengan perbedaan suhu yang signifikan antara siang dan malam, serta keasaman tanah yang sesuai, membuat Lombok Utara berpotensi menjadi lahan subur untuk tanaman kurma.
Namun, tahun pertama penanaman, Arif mengalami kerugian karena hanya sedikit pohon kurma yang berbuah. Berbekal hasil penelitian, ia mengidentifikasi bahwa ada tiga jenis kelamin pohon kurma, yaitu jantan, betina, dan cacat.
Arif pun menanam kembali bibit kurma dengan mayoritas jenis kelamin betina. Hasilnya, pada 2019, pohon-pohon kurma mulai berbuah lebat.
Bersama Yayasan Ukhuwah Datu, Arif membentuk kelompok petani kurma lokal dan mengikuti ajang Khalifa International Date Palm Award and Agricultural Innovation pada 2023. Kurma hasil budi daya Lombok Utara berhasil meraih peringkat tujuh dalam ajang tersebut.
“Saya membawa kurma ke Abu Dhabi, bendera merah putih saya kibarkan, saya tidak minta nama,” tegas Arif.
Kini, sebanyak 1.000 pohon kurma tumbuh subur di lahan seluas 10 hektare yang dikelola Yayasan Ukhuwah Datu. Pohon-pohon tersebut menghasilkan rata-rata 150 kilogram buah per pohon.
Pohon kurma di Lombok Utara memiliki keunikan, yaitu menghasilkan buah sela setelah musim buah utama. Hal ini disebabkan oleh perbedaan iklim dengan Timur Tengah yang hanya mengalami satu kali musim berbuah dalam setahun.
Selain itu, pohon kurma di Lombok Utara tumbuh secara organik tanpa pupuk kimia dan racun sintetis. Nutrisi tanaman diperoleh dari kotoran ternak dan sampah pertanian.
“Sembilan tahun yang melelahkan bergelut dengan riset dan berbagai uji coba. Namun, hasilnya telah membuktikan bahwa mustahil pohon kurma bisa tumbuh dan berbuah lebat di Pulau Lombok,” ungkap Arif.
Tahun ini, kurma dari Lombok Utara kembali mendapat undangan dari Uni Emirat Arab untuk mengikuti ajang Khalifa International Date Palm Award and Agricultural Innovation. Penghargaan ini menjadi bukti keberhasilan riset dan inovasi yang dilakukan oleh petani lokal setempat.
sumber: https://www.antaranews.com/berita/4267035/butir-butir-kurma-dari-lombok-utara.





















