Ario Soejono, Pejuang Kemerdekaan Indonesia di Kabinet Belanda
Jakarta – Perjuangan kemerdekaan Indonesia tak hanya bergema di tanah air, tetapi juga di luar negeri. Salah satu tokoh yang berkontribusi dari rantau adalah Ario Soejono.
Sebagai orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang menjadi menteri di Kabinet Belanda, Soejono memanfaatkan posisinya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di hadapan para pengambil keputusan Belanda.
Dari Bupati Cemerlang ke Menteri Tanpa Portofolio
Ario Soejono lahir di Tulungagung pada 31 Maret 1886 dari keluarga bangsawan. Karier cemerlangnya di bidang pemerintahan membuatnya menjabat sebagai Bupati Pasuruan pada usia yang masih muda, 30 tahun.
Pada masa jabatannya sebagai bupati, Soejono juga aktif sebagai anggota Volksraad (DPR kolonial) periode 1920-1930. Kedekatannya dengan pemerintah kolonial membawanya ke Belanda untuk mengikuti berbagai pelatihan dan seminar.
Pengangkatan Bersejarah
Pada 1942, saat Hindia Belanda menghadapi serangan Jepang, Soejono mengungsi ke Australia bersama van Mook dan Loekman Djajadiningrat. Dari sana, ia melanjutkan perjalanannya ke London, tempat pengasingan pemerintah Belanda.
Di London, pada 6 Juni 1942, ia menerima pengangkatan bersejarah sebagai menteri tanpa portofolio di Kabinet Belanda yang dipimpin oleh Perdana Menteri Pieter Sjoerd Gerbrandy.
Simbol dan Suar Perjuangan
Pengangkatan Soejono dimaksudkan untuk menekankan ikatan nasib antara Belanda dan Indonesia. Namun, meski tak memiliki departemen khusus, Soejono memanfaatkan suaranya untuk menyampaikan aspirasi kemerdekaan Indonesia.
“Masyarakat Indonesia ingin memutuskan hubungan dengan Negeri Belanda dan Belanda harus menjamin lahirnya kebersamaan sukarela dan ikatan ketatanegaraan,” ujar Soejono dalam masukannya.
Sayangnya, tuntutan Soejono tak mendapat respons positif dari Perdana Menteri Gerbrandy dan anggota kabinet lainnya. Mereka menganggap tuntutan tersebut terlalu jauh.
Terasingkan dan Meninggal
Kegigihan Soejono tak menyurutkan usaha Belanda untuk meredam aspirasi kemerdekaan Indonesia. Ia pun mengalami pengasingan di London, yang berujung pada kematiannya pada 5 Januari 1943.
Hingga kini, Ario Soejono dikenang sebagai tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang tak gentar memperjuangkan hak rakyatnya, bahkan di ranah pemerintahan asing.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/entrepreneur/20240721192227-25-556411/jarang-diketahui-kisah-pria-jawa-jadi-menteri-di-kabinet-belanda.






















