HeadLine.co.id (Jakarta) – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meminta kepada jajarannya untuk menyampaikan keterbukaan informasi perihal kasus virus corona di Indonesia. Jokowi enggan pemerintah dianggap menutupi data yang ada. Hal itu Jokowi sampaikan dalam rapat terbatas laporan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Senin (20/4).
Baca juga: Viral! Tim Rajawali Bekuk Pelaku Begal Layaknya Adegan Film ‘Action’
“Mengenai komunikasi yang terbuka, sistem informasi data yang terbuka kepada semua pihak. jangan ada lagi yang menganggap kita ini menutup-tutupi,” ucap Jokowi.
Jokowi juga menegaskan bahwa pemerintah tidak menutupi permasalahan yang ada sejak awal. Perihal keterbukaan data, sebelumnya Jokowi pernah menyampaikan bahwa ia meminta pihaknya transparan.
Baca juga: Ekonom Muda Bhima Yudhistira Tantang Belva Devara Staf Khusus Milenial Jokowi untuk Debat Terbuka
Pemerintah menyatakan tak akan pernah memasukkan data pasien meninggal yang statusnya belum terkonfirmasi. Hal tersebut disampaikan juru bicara pemerintah terkait penanganan wabah Corona, Achmad Yurianto.
Baca juga: Rachel Vennya Tolak Penghargaan MURI, Kenapa?
“Sembuh 686 orang dan yang meninggal 582 orang. 582 ini adalah kasus yang meninggal konfirmasi positif COVID-19. Tentunya kami tidak memasukkan di dalam angka 686 (582, red) ini pasien yang meninggal dalam status belum terkonfirmasi,” kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers di BNPB, Minggu (19/4).

















