HeadLine.co.id, (Jakarta) – Masyarakat Indonesia saat ini tengah diresahkan oleh mewabahnya virus Corona. Berbagai upaya pencegahan mulai dari mencuci tangan selama 20 detik, menjaga jarak satu meter dari orang yang batuk, bersin atau demam, menutup hidung dan mulut dengan tisu serta menjaga daya tahan tubuh.
Untuk menjaga daya tahan tubuh, masyarakat dapat mengonsumsi vitamin D yang memiliki peran menjaga sistem imun dan mencegah infeksi virus dan bakteri.
Baca Juga: Balita Positif Corona di Yogyakarta Dinyatakan Sembuh
Khusus untuk menjaga daya tahan tubuh, diperlukan nutrisi yang baik agar tubuh tetap optimal. Berdasarkan penelitian pada tahun 2014 yang melibatkan 11.321 orang dari berbagai usia di 15 negara, pemberian suplementasi vitamin D mampu menurunkan risiko infeksi saluran nafas akut seperti batuk, pilek, flu, atau infeksi paru-paru.
Untuk mendapatkan vitamin D sesuai kebutuhan tubuh, dengan paparan sinar matahari dan makanan saja tidak cukup, buktinya adalah meskipun Indonesia termasuk negara tropis yang kaya sinar matahari, ternyata berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, banyak di antara kita yang masih kekurangan vitamin D.
Secara umum, sebanyak 80% orang Indonesia kekurangan vitamin D dan kekurangan vitamin D ini dapat dialami oleh berbagai usia dan bahkan ibu hamil.
Baca Juga: Pemda DIY dan Komunitas Drone Semprotkan Disinfektan di Sepanjang Malioboro
Masalah lain muncul ketika masyarakat Indonesia kurang terpapar sinar matahari karena lebih sering menghabiskan waktu di dalam ruangan di pagi dan siang hari. Selain itu juga menggunakan tabir surya atau pakaian tertutup ketika berada di luar ruangan, serta kurang asupan vitamin D dari makanan khususnya vegetarian, pemenuhan akan vitamin D tentu akan semakin sulit dicapai.
Baca Juga: Terhitung Hari Ini, Masjid Istiqlal Tiadakan Salat Jumat Hingga 2 Jumat Mendatang
Gejala yang muncul akibat kekurangan vitamin D seperti nyeri punggung bawah, panggul, atau kaki, otot terasa lemah dan nyeri, sulit tidur, mudah lelah dan sakit, gangguan mood, depresi, nyeri sendi, sakit kepala, dan rambut rontok.
Kekurangan vitamin D juga dapat mengganggu sistem imun, meningkatkan risiko terjadinya rakitis pada anak atau lunaknya tulang sehingga mudah patah atau berubah bentuk pada orang dewasa. Kemudian juga dapat meningkatkan risiko tulang keropos (osteoporosis), penyakit autoimun, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, saluran pernapasan, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, perlu adanya pemeriksaan apakah kadar vitamin D kita sudah cukup atau belum, seperti di laboratorium klinik di mana sampel darah akan diambil dan diukur kadar 25-hydroxyvitamin D atau 25(OH)D. Seseorang akan dikatakan cukup apabila mencapai atau lebih dari 30 ng/mL.
Baiknya pemeriksaan dilakukan setiap 3-6 bulan sekali, jika ada indikasi kekurangan vitamin D maka dapat segera diambil tindakan dan memenuhi asupan vitamin tersebut.
Vitamin tersebut dapat diperoleh di apotek terdekat maupun secara online. segera penuhi dengan mengonsumsi Pastikan membeli vitamin D yang terdaftar di BPOM dan hindari produk palsu yang dijual murah tanpa adanya label dari BPOM.




















