Headline.co.id, Jakarta ~ Pemerintah telah merancang skema pendidikan darurat untuk wilayah Sumatra yang terdampak bencana. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M. Ed., menjelaskan bahwa kurikulum akan disederhanakan menjadi kompetensi minimum esensial selama fase tanggap darurat. Fokus utama akan diarahkan pada literasi dan numerasi dasar, kesehatan dan keselamatan diri, dukungan psikososial, serta edukasi mitigasi bencana. “Pada masa tanggap darurat, kurikulum tidak bisa dijalankan secara normal. Kita sederhanakan menjadi kompetensi esensial, yang penting anak-anak tetap belajar, merasa aman, dan nyaman,” ujarnya, seperti dikutip dari YouTube BNPB, dilansir laman RRI, Rabu (31/12/25).
Prof. Abdul Mu’ti menambahkan bahwa pembelajaran pada fase awal pascabencana akan bersifat adaptif dan fleksibel, dengan pengembangan bahan belajar darurat. Dukungan psikososial akan diintegrasikan ke dalam proses belajar, sementara asesmen dibuat sangat sederhana. “Tidak ada asesmen formatif atau sumatif yang kompleks. Fokus kita pada kehadiran, keamanan, dan kenyamanan murid,” jelasnya.
Pemerintah juga akan menerapkan kurikulum adaptif berbasis krisis saat sebagian sekolah masih dalam proses perbaikan atau pembangunan kembali. Pendidikan mitigasi bencana akan diintegrasikan ke mata pelajaran yang relevan, disertai program pemulihan pembelajaran. “Pembelajaran tetap fleksibel, bisa blended atau hybrid jika memungkinkan, dengan jadwal yang menyesuaikan kondisi siswa, termasuk yang masih mengungsi. Pada fase ini, pengelompokan murid dilakukan berdasarkan tingkat capaian belajar dan sistem asesmen pun disesuaikan dengan masa transisi,” tambahnya.
Sementara itu, Polri turut memberikan bantuan bagi anak-anak yang terdampak bencana di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Bantuan yang diberikan meliputi 200 set tas dan alat tulis, 200 setel seragam SD, 200 setel seragam SMP, 400 pasang sepatu, serta 200 paket tas bingkisan anak. “Kebutuhan sekolah dan pendidikan adalah salah satu fokus kami, karena banyak alat dan perlengkapan sekolah anak-anak yang rusak akibat bencana. Kebutuhan tersebut menjadi perhatian untuk dipenuhi, sehingga anak-anak bisa memiliki perlengkapan dan kebutuhan sekolahnya,” ujar Wakapolri, Komjen. Pol. Dedi Prasetyo.






















