Headline.co.id, Batang ~ Pameran Seni Rupa Land Art #3 diadakan di Sekretariat Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Batang dari tanggal 27 hingga 29 Desember 2025. Dengan tema “Sisa Sisi Kota Menggunakan Kanvas Putih”, acara ini mengajak masyarakat untuk melihat kembali sudut-sudut kota yang sering terabaikan.
Pameran ini menampilkan 21 karya lukisan dari berbagai seniman, baik dari Kabupaten Batang maupun dari daerah lain seperti Pekalongan dan Solo. Setiap karya menggambarkan interpretasi pribadi seniman terhadap ruang-ruang kota yang tersisa, terpinggirkan, atau dianggap biasa, namun menyimpan cerita sosial dan kultural.
Saiful Bassyar, seorang pelukis asal Batang, menyatakan bahwa Land Art #3 menjadi wadah bagi seniman untuk mengekspresikan dinamika kota yang jarang dibicarakan. “Lewat karya-karya ini, kami ingin mengajak masyarakat melihat kembali sisi-sisi kota yang sering terabaikan, padahal di sana ada kehidupan, sejarah, dan pengalaman sosial yang menarik untuk dibaca,” ujarnya saat ditemui di Sekretariat DKD Batang, Kabupaten Batang, Senin (29/12/2025).
Ia menambahkan bahwa penggunaan kanvas putih melambangkan ruang kosong yang dapat diisi dengan berbagai tafsir, sekaligus menggambarkan sisa-sisa ruang kota yang belum sepenuhnya tersentuh pembangunan. “Selain sebagai ruang apresiasi seni, pameran ini juga memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk memiliki karya yang dipamerkan. Lukisan-lukisan yang ditampilkan dapat dibeli langsung, dengan harga yang ditentukan masing-masing pelukis,” jelasnya.
Pameran ini terbuka untuk umum dan pengunjung dapat membeli karya yang dipamerkan jika cocok dengan harga yang ditawarkan oleh senimannya. “Kehadiran pelukis dari berbagai daerah di Jawa Tengah diharapkan dapat memperkaya perspektif dan memperluas jejaring seni rupa di Kabupaten Batang,” harapnya.
Pameran Land Art #3 juga merupakan bagian dari upaya DKD Batang untuk mendorong pertumbuhan ekosistem seni yang inklusif dan berkelanjutan. “Pameran ini terbuka untuk umum selama tiga hari dan diharapkan dapat menjadi ruang dialog seniman dan masyarakat mengenai perkembangan kota, ruang publik, serta peran seni dalam membaca perubahan sosial,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)





















