Headline.co.id, Deli Serdang ~ Warga Aceh Tamiang yang terdampak banjir kini mulai mendapatkan kembali akses air bersih dan jaringan komunikasi. Setelah mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga kini dapat kembali melakukan aktivitas seperti minum, memasak, beribadah, dan berkomunikasi dengan keluarga. Sebanyak 118 tangki air bersih dengan kapasitas 8.000 liter telah dikirim ke daerah yang sumber airnya tercemar akibat banjir. Pengiriman ini dilakukan secara bertahap selama satu minggu.
Selain itu, akses komunikasi warga juga berangsur pulih seiring dengan aktifnya kembali jaringan telekomunikasi. Hal ini memungkinkan warga untuk menghubungi keluarga, mengakses informasi, dan mengurus kebutuhan dasar lainnya. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyatakan bahwa fokus pemulihan diarahkan pada kebutuhan paling mendasar warga. “Hari ini kami berangkatkan bantuan air bersih dan kebutuhan harian warga dari Kemkomdigi dan mitra. Mudah-mudahan bantuan ini bermanfaat bagi keluarga dan saudara-saudari kita yang ada di wilayah terdampak, khususnya di Aceh Tamiang,” ujar Meutya saat pelepasan bantuan di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Minggu (26/12/2025).
Selain air bersih, bantuan yang diberikan kepada warga meliputi obat-obatan, pakaian, perlengkapan ibadah, tenda dengan fasilitas MCK, serta kebutuhan dasar lainnya. Alat berat dan sumur bor juga disiapkan untuk membersihkan lumpur dan memulihkan lingkungan permukiman. Bantuan ini merupakan hasil kolaborasi Kemkomdigi dengan Telkom, Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), XLSmart, dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Langkah ini diambil untuk membantu warga Aceh Tamiang kembali menjalani aktivitas harian dan menata kehidupan pascabanjir.
Sementara itu, Meutya menyebutkan bahwa progres pemulihan jaringan di wilayah terdampak telah mencapai lebih dari 95 persen. Namun, di beberapa titik seperti Benar Meriah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues, jaringan masih bergantung pada pasokan listrik dan berada pada kisaran 60 hingga 80 persen. “Pemulihan jaringan tergantung ketersediaan pasokan listrik. Kami terus memantau titik-titik tersebut untuk mempercepat pemulihannya,” jelas Meutya. Kemkomdigi terus mengawal pemulihan konektivitas untuk memastikan warga tetap mendapatkan informasi darurat, layanan publik berjalan, dan komunikasi keluarga tidak terputus.


















