Headline.co.id, Bireuen ~ Pemerintah terus mengintensifkan upaya mitigasi bencana di tengah puncak musim hujan dengan mengoptimalkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Sumatra. Langkah ini diambil untuk mengurangi risiko hujan ekstrem yang dapat menghambat pemulihan infrastruktur dan distribusi bantuan kemanusiaan ke daerah terdampak bencana. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa hingga saat ini BNPB masih mengoperasikan dua pesawat OMC sebagai respons terhadap dinamika cuaca regional yang fluktuatif dan mempengaruhi intensitas hujan di beberapa wilayah.
“Seiring masuknya puncak musim hujan, kami terus mengoperasikan OMC dan melakukan evaluasi bersama BMKG. Kondisi atmosfer regional sangat beragam dan memerlukan pemantauan serta penyesuaian strategi secara berkala,” ujar Abdul di Pusat Informasi dan Media Center Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi Sumatra di Banda Aceh, Selasa (16/12/2025).
Abdul menambahkan bahwa BNPB membuka kemungkinan untuk menyesuaikan strategi OMC, baik dengan menambah unit pesawat maupun meningkatkan jam operasi hingga 24 jam. Opsi tersebut sedang dikaji dengan mempertimbangkan perkembangan cuaca harian serta efektivitas operasi di lapangan. “Kami tidak menutup kemungkinan menambah unit pesawat atau memperpanjang jam operasi. Semua opsi ini terus dibahas agar OMC benar-benar memberikan dampak maksimal terhadap penanganan bencana,” jelasnya.
Pengendalian cuaca menjadi faktor penting dalam mendukung pekerjaan tim darat yang fokus pada perbaikan dan pemulihan infrastruktur, terutama jalan yang menjadi jalur utama distribusi logistik dan mobilitas warga. Curah hujan tinggi dapat memperlambat proses pemulihan dan memicu bencana susulan seperti banjir dan longsor. “Cuaca sangat berpengaruh terhadap efektivitas pekerjaan tim darat, khususnya dalam perbaikan dan pemulihan jalan. Hujan dengan intensitas tinggi bisa menghambat pengerjaan, merusak kembali infrastruktur yang sedang diperbaiki, dan membahayakan petugas di lapangan,” kata Abdul.
Selain mendukung pekerjaan darat, kondisi cuaca yang kondusif juga menjadi syarat utama bagi kelancaran distribusi logistik melalui jalur udara. BNPB saat ini masih mengandalkan helikopter untuk menjangkau wilayah-wilayah yang akses daratnya belum sepenuhnya pulih, terutama di kawasan Aceh Tengah dan Bireuen. “Untuk distribusi logistik melalui jalur udara, cuaca yang aman menjadi faktor mutlak. Unit helikopter sangat membutuhkan kondisi cuaca yang kondusif agar keselamatan penerbangan terjamin dan bantuan bisa sampai tepat waktu kepada masyarakat,” ujar Abdul.
Ia menegaskan bahwa keselamatan personel dan efektivitas operasi menjadi prioritas utama dalam setiap pengambilan keputusan. Oleh karena itu, seluruh pelaksanaan OMC dilakukan dengan koordinasi intensif bersama BMKG sebagai otoritas yang menyediakan analisis dan prakiraan cuaca secara komprehensif. BNPB bersama BMKG terus memantau perkembangan awan hujan, pola angin, serta faktor atmosfer lainnya untuk menentukan waktu dan wilayah yang tepat bagi pelaksanaan OMC. Evaluasi dilakukan secara berkelanjutan agar strategi yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
“OMC bukan sekadar upaya teknis, tetapi bagian dari strategi besar pemerintah untuk memastikan proses pemulihan pascabencana berjalan tanpa hambatan cuaca. Tujuannya jelas, yaitu melindungi masyarakat, mempercepat pemulihan infrastruktur, dan menjamin distribusi bantuan kemanusiaan,” tegas Abdul. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk terus hadir dan bekerja aktif dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Melalui penguatan OMC dan koordinasi lintas sektor, pemerintah berupaya meminimalkan dampak bencana lanjutan sekaligus memastikan proses pemulihan berjalan aman, terukur, dan berkelanjutan.

















