Headline.co.id, Banjir Yang Melanda Kabupaten Pidie Jaya ~ Provinsi Aceh, telah menyebabkan kerusakan fisik dan beban psikologis bagi warga, terutama anak-anak. Pemerintah hadir untuk memberikan dukungan, termasuk melalui program dukungan psikososial yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi). Program ini bertujuan untuk membantu anak-anak mengatasi trauma dan kecemasan akibat bencana.
Nuraini, seorang ibu dua anak yang mengungsi di Masjid Baitusattar, Gampong Masjid Tuha, Meureudu, mengungkapkan rasa syukurnya atas perhatian pemerintah. “Banjir ini bukan hanya soal rumah yang terendam, tetapi juga soal perasaan anak-anak kami. Mereka kehilangan tempat bermain, sekolah, dan rasa aman,” ujar Nuraini pada Senin (15/12/2025).
Kementerian Komunikasi dan Digital, bekerja sama dengan Save the Children, mengerahkan Mobil Dukungan Psikososial ke wilayah terdampak. Mobil ini menyambangi Masjid Baitusattar, salah satu titik pengungsian di Pidie Jaya. Program ini dirancang untuk membantu anak-anak mengelola trauma melalui aktivitas bermain, menggambar, bercerita, dan pendampingan psikologis.
Nuraini menyatakan bahwa kegiatan tersebut membawa perubahan positif bagi anak-anaknya. “Anak-anak bisa bermain, tertawa, dan berkumpul dengan teman-temannya. Rasanya seperti melihat mereka menemukan semangat hidup lagi,” katanya dengan mata berkaca-kaca. Ia menambahkan bahwa keceriaan anak-anak menjadi penguat bagi para orang tua yang selama ini memendam kekhawatiran.
Program dukungan psikososial ini tidak hanya menjadi hiburan sesaat, tetapi juga ruang pemulihan emosional yang penting. Anak-anak diberi kesempatan untuk mengekspresikan perasaan mereka, membangun kembali rasa percaya diri, dan memulihkan kondisi mental yang terdampak bencana.
Dengan suara bergetar, Nuraini menyampaikan doa dan harapannya bagi semua pihak yang telah membantu warga terdampak banjir di Pidie Jaya. “Semoga bapak-bapak dan ibu-ibu yang telah membantu kami selalu diberi kesehatan dan rezeki oleh Allah. Bantuan ini sangat berarti bagi kami,” ucapnya lirih.
Kisah Nuraini mencerminkan kondisi ribuan keluarga penyintas banjir di Pidie Jaya. Mereka tidak hanya membutuhkan bantuan fisik, tetapi juga dukungan emosional. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk hadir bersama masyarakat, tidak hanya saat bencana terjadi, tetapi juga dalam proses pemulihan. Harapan mulai tumbuh kembali, dimulai dari senyum anak-anak yang perlahan merekah di pengungsian, menjadi tanda bahwa kehidupan bisa kembali ditata, setahap demi setahap.



















