Headline.co.id, Blangkejeren ~ Banjir bandang yang melanda Kabupaten Gayo Lues telah menyebabkan kerusakan pada lebih dari 4.000 rumah. Menanggapi situasi ini, Wakil Bupati Gayo Lues, H. Maliki, meminta agar pendataan rumah terdampak segera diselesaikan dalam waktu dua hari oleh dinas terkait.
Permintaan tersebut disampaikan oleh Wakil Bupati Maliki saat memimpin rapat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat malam, 12 Desember 2025. Rapat tersebut membahas penetapan hunian sementara (huntara) bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat rumah mereka hanyut terbawa arus banjir bandang.
“Bila perlu dengan segera data ini kita penuhi. Kami yakin Bapak dan Ibu sudah bekerja dengan serius dan datanya kami tunggu,” ujar Wakil Bupati Maliki. Ia menambahkan bahwa Kabupaten Gayo Lues saat ini memasuki hari ke-18 masa tanggap darurat bencana, dengan sisa waktu sekitar 10 hari. Oleh karena itu, seluruh pihak diminta fokus dan serius dalam menyelesaikan pendataan kerusakan rumah.
Wakil Bupati juga menyoroti bahwa masih ada kecamatan yang belum dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Untuk mempercepat proses pendataan, ia meminta kepala dinas yang tidak memiliki tugas mendesak agar turun ke lapangan menembus dua kecamatan yang masih terisolasi, yaitu Kecamatan Pining dan Kecamatan Putri Betung. “Meskipun tugas kita bukan di situ, mari kita keroyok dua kecamatan tersebut,” tegasnya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Kepala BNPB, Brigjen Purn TNI Bambang Eko Pratolo, menjelaskan bahwa dalam pembangunan hunian sementara, pemerintah kabupaten wajib menyiapkan data by name by address yang mencakup alamat, kondisi rumah, jumlah kepala keluarga (KK), serta dilakukan verifikasi langsung ke lapangan. “Data dari desa dikumpulkan ke kecamatan, kemudian dari kecamatan ke kabupaten. Setelah itu, kabupaten melakukan verifikasi,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah daerah harus mengusulkan lokasi yang layak untuk pembangunan huntara. Selanjutnya, BNPB akan melakukan pengecekan lapangan guna memastikan lokasi tersebut aman dan jauh dari potensi bencana lanjutan. “Nanti pihak BNPB yang menetapkan layak atau tidaknya lokasi tersebut untuk dibangun hunian sementara,” tutupnya.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kabupaten Gayo Lues, Jakaria, menyampaikan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan pendataan rumah-rumah yang rusak akibat banjir bandang. “Untuk hunian sementara, kami sudah mendapatkan dua lokasi, yaitu Desa Uyem Beriring dan Desa Pasir. Besok kami akan berangkat bersama anggota DPRK, Bapak Ibnu Hasyim, karena di sana terdapat sekitar enam pemilik lahan,” ujarnya.
Jakaria mengungkapkan bahwa pendataan di lapangan masih menemui kendala, di antaranya ditemukannya data fiktif serta perbedaan identitas penerima bantuan. “Saya tidak ingin data ini bermasalah di kemudian hari. Banyak data yang saat dicek ternyata orangnya berbeda,” katanya. Selain itu, keterbatasan jaringan internet yang belum pulih di sejumlah wilayah Gayo Lues juga menyulitkan penentuan titik koordinat rumah terdampak. “Untuk titik koordinat, kemungkinan akan kami lengkapi setelah jaringan internet kembali normal,” pungkasnya.





















