Headline.co.id, Jakarta ~ Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Maluku berhasil meraih penghargaan dalam ajang SPPG Inspiradaya 2025 yang berlangsung di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Penghargaan ini menempatkan SPPG Polda Maluku, yang dikenal sebagai SPPG Kota Ambon Sirimau Batumerah 3, sebagai salah satu dari 20 SPPG terbaik di Indonesia. “Prestasi ini merupakan kehormatan dan tanggung jawab besar bagi kami,” ujar Kepala SPPG Polda Maluku, Febrianti Kolly, pada Kamis (11/12/2025).
Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Muhaimin Iskandar, dalam acara bertema “MBG: Gizi Terjangkau, Ekonomi Tumbuh, Masyarakat Sejahtera”. Ajang ini merupakan bentuk apresiasi nasional bagi program dapur gizi berbasis komunitas yang berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat. SPPG Polda Maluku dinilai unggul karena inovasinya dalam memanfaatkan pangan lokal, melibatkan kelompok rentan, serta mengembangkan model ekonomi sosial melalui dapur gizi inklusif.
Febrianti Kolly menjelaskan bahwa sebagian besar pekerja di dapur gizi tersebut berasal dari kelompok disabilitas, usia rentan, dan anak muda. “Kami memprioritaskan pemberdayaan. Dukungan pemerintah sangat membantu dalam menjalankan program yang sesuai dengan arah kebijakan nasional,” jelasnya. Kolaborasi Polda Maluku, pemerintah desa, dan berbagai penggerak komunitas menjadi kunci keberhasilan dapur gizi yang mereka jalankan.
Dalam rangkaian kegiatan Inspiradaya 2025, SPPG Polda Maluku juga menampilkan pangan lokal Maluku, seperti daun singkong rebus tumis, ikan kemangi, pisang rebus, hingga olahan ubi. “Hidangan yang kami tampilkan adalah identitas dapur kami. Produk lokal selalu terjamin kualitasnya, lebih sehat, dan mampu membangun kemandirian masyarakat,” ungkap Kepala SPPG Polda Maluku.
Dengan pencapaian ini, SPPG Polda Maluku berkomitmen untuk memperkuat model dapur gizi inklusif, memperluas pemberdayaan komunitas, serta terus memperkenalkan potensi pangan lokal Maluku ke tingkat nasional. “Program dapur gizi yang kami jalankan bukan hanya menyediakan konsumsi sehat, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran sosial dan ekonomi bagi masyarakat,” tambahnya. Penghargaan SPPG Inspiradaya 2025 menjadi bukti bahwa model pemberdayaan berbasis pangan lokal dapat berkembang secara adaptif, inklusif, dan berkelanjutan. Selain meningkatkan kualitas gizi masyarakat, program ini juga membuka ruang ekonomi sosial bagi penyandang disabilitas, lansia produktif, hingga generasi muda, serta dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengembangkan kemandirian pangan berbasis komunitas.





















