Headline.co.id, Gayo Lues ~ Pemerintah Kabupaten Gayo Lues mengajukan perpanjangan status darurat bencana selama 14 hari ke depan. Langkah ini diambil menyusul kondisi pascabencana banjir dan tanah longsor yang masih memerlukan penanganan intensif. Banyak wilayah di kabupaten tersebut masih terisolasi dan sulit diakses. Keputusan ini dibahas dalam rapat koordinasi Satgas Penanganan Bencana Alam yang berlangsung di Rumah Pitu Ruang Pendopo Bupati Gayo Lues pada Sabtu malam, 6 Desember 2025.
Kalak BPBD Gayo Lues, Muhaimin, menjelaskan bahwa curah hujan yang tinggi dan kondisi wilayah yang terputus menjadi alasan utama perpanjangan masa tanggap darurat. “Kami mengajukan masa perpanjangan ini sesuai ketentuan berlaku. Untuk memperlancar proses penanganan darurat 14 hari ke depan, kami menyusun langkah dan strategi agar masyarakat berangsur pulih dari bencana,” ujarnya.
Hingga 5 Desember 2025, beberapa jalur strategis masih belum bisa dilalui. Jalan Nasional Blangkejeren – Aceh Tenggara sepanjang 108 km, yang merupakan jalur pasokan BBM dan bahan pokok, masih lumpuh total. Jalan Provinsi Blangkejeren – Perlak (Aceh Timur), jalur pasokan kelapa dan hasil laut, juga belum dapat diakses. Selain itu, Jalan Nasional Blangkejeren – Takengon, yang menjadi jalur distribusi sayuran dan komoditas pertanian, masih tidak bisa digunakan. Sementara itu, Jalan Provinsi Blangkejeren – Aceh Barat Daya hanya dapat dilalui kendaraan khusus 4×4 dan belum memungkinkan untuk angkutan berat seperti truk BBM karena medan yang terjal.
Muhaimin juga menyebutkan bahwa listrik baru beroperasi secara terbatas dengan sistem bergilir akibat keterbatasan BBM. Bantuan logistik baru menjangkau sebagian kecil wilayah menggunakan kendaraan roda empat, seperti Desa Agusen, Tungel, dan Pasir. Wilayah lain hanya dapat diakses dengan roda dua, sehingga tidak memungkinkan membawa bantuan dalam jumlah besar. Beberapa desa seperti Lesten, Rerebe, dan Perlak harus menggunakan jalur udara karena akses darat terputus. Beberapa jembatan yang hanyut diganti dengan jembatan darurat tipe lumpe, yang hanya dapat dilalui orang dengan keterampilan tertentu.
Fasilitas sekolah dan pesantren belum dapat difungsikan, sehingga kegiatan belajar mengajar dihentikan sementara dan pelajar masih dirumahkan. Jumlah pengungsi sementara tercatat 14.099 jiwa yang tersebar di tujuh kecamatan. Kondisi curah hujan yang masih tinggi membuat warga belum berani kembali ke rumah meskipun sebagian masih layak huni. “Curah hujan masih cukup tinggi sehingga permukaan air naik turun. Masyarakat masih belum berani kembali,” tutup Muhaimin.



















