Headline.co.id, Maluku Tengah ~ Polda Maluku tengah mempersiapkan pembentukan Komunitas Keamanan Perairan yang akan melibatkan masyarakat maritim. Langkah ini diambil untuk memperkuat deteksi dini dan respons cepat di wilayah perairan Maluku. Kapolda Maluku, Irjen Pol. Prof. Dr. Dadang Hartanto, S.H., S.I.K., M.Si., menyatakan bahwa komunitas ini akan terdiri dari nelayan, pelaku pelayaran, otoritas pelabuhan, serta kelompok pengguna jasa laut dan masyarakat yang beraktivitas di zona pesisir.
Pernyataan tersebut disampaikan Kapolda dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-75 Polairud yang berlangsung di Mako Ditpolairud Polda Maluku. “Banyak ekosistem maritim di pelabuhan yang harus kita pahami satu per satu. Komunitas ini akan membantu percepatan informasi dan penguatan keamanan perairan,” ujarnya. Kapolda juga menekankan pentingnya peran Ditpolairud dalam menjaga keamanan laut Maluku, yang 93 persen wilayahnya merupakan perairan.
Irjen Pol. Prof. Dr. Dadang Hartanto menambahkan bahwa karakter Maluku sebagai provinsi kepulauan menjadikan fungsi kepolisian air dan udara tidak dapat tergantikan oleh satuan lain. “Setiap hari ribuan kapal melintas di wilayah perairan kita. Kekayaan laut Maluku menjadi magnet bagi kapal dari berbagai wilayah. Ini membuat pengawasan Polairud menjadi krusial agar aktivitas berjalan aman dan tertib,” jelasnya.
Kapolda juga mengungkapkan bahwa Ditpolairud telah menangani sejumlah kasus, seperti dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di kapal asing dan operasi penyelamatan kecelakaan laut. Oleh karena itu, ia meminta peningkatan kapasitas personel dan penguatan koordinasi lintas lembaga. Tiga fokus utama yang ditekankan dalam peningkatan kinerja Ditpolairud adalah keselamatan transportasi laut, percepatan penanganan kecelakaan dan orang hilang, serta pencegahan potensi konflik antarwilayah perairan.
“Walaupun bukan pemberi izin transportasi air, Polair wajib memberikan peringatan dan melaporkan temuan lapangan untuk mencegah kecelakaan. Tanggung jawab moral kita adalah memastikan masyarakat merasa aman naik kapal,” tambahnya. Terkait keterbatasan armada operasional, Kapolda mengakui bahwa saat ini Ditpolairud hanya memiliki 18 kapal serta unit kapal kecil di sejumlah titik. Namun, ia menegaskan bahwa keterbatasan tersebut tidak boleh menjadi penghambat dalam pelaksanaan tugas.
“Kita harus memperkuat kerja sama dengan TNI AL, Bakamla, Basarnas, KKP, dan seluruh institusi maritim lainnya,” tegasnya. Peringatan HUT Polairud ke-75 berlangsung khidmat melalui doa bersama dan syukuran yang diikuti jajaran Ditpolairud, Kasat Polairud Polres jajaran, pilot dan kru Pesawat Beechcraft 1900D Ditpoludara Korpolairud Baharkam Polri, tokoh agama, dan tamu undangan. Kapolda menekankan nilai utama tugas Polairud sebagai pelayan masyarakat. “Polisi hadir untuk menolong, membantu, dan melindungi masyarakat. Jika ada yang melanggar hukum barulah kita tindak. Saya berharap moralitas dan semangat pengabdian terus dijaga,” tutupnya.


















