Headline.co.id, Deli Serdang ~ Pemulihan pascabencana di Kota Padang Panjang dan Kota Pariaman menunjukkan kemajuan yang signifikan. Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) melaporkan bahwa sebagian besar warga yang sebelumnya mengungsi kini telah kembali ke rumah masing-masing. Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi, menyatakan bahwa kedua daerah tersebut kini memasuki fase pemulihan yang lebih stabil.
“Di Padang Panjang, sebagian besar warga sudah kembali ke rumah. Namun, masih ada penduduk yang membutuhkan hunian sementara,” ungkap Arry dalam konferensi pers di Media Center Penanganan Bencana Sumbar di Kantor Gubernur Sumbar, Selasa (2/12/2025). Meski demikian, Arry Yuswandi mengakui bahwa beberapa wilayah masih menghadapi kendala, terutama di wilayah selatan Sumbar, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan beberapa titik di Kota Padang. Daerah-daerah ini memiliki medan yang berat dan cakupan dampak yang luas, sehingga membutuhkan waktu pemulihan lebih lama.
Sejak awal bencana, tim gabungan dari Pemprov Sumbar, pemerintah kabupaten/kota, TNI, Polri, dan SAR telah melakukan pencarian korban hilang, evakuasi korban luka, layanan kesehatan di posko, serta distribusi logistik. Dinas Sosial juga telah membuka sejumlah dapur umum, ditambah lima dapur umum dari Muhammadiyah Disaster Management Center (DMC). Baznas Pusat turut menambahkan dua dapur umum di daerah terdampak.
Untuk membuka akses ke wilayah terisolasi, pemerintah mengerahkan 81 alat berat, dibantu oleh alat berat milik swasta. Pemprov Sumbar juga menyiapkan ruang pendingin di rumah sakit untuk mendukung proses identifikasi korban. Tim DVI Polri bekerja penuh untuk mempercepat identifikasi jenazah. Sebanyak 350 ton beras telah didistribusikan ke seluruh kabupaten/kota terdampak melalui Dinas Pangan Provinsi, dan akan ditambah jika diperlukan.
Data terkini dari Posko Tanggap Darurat Sumbar per 2 Desember 2025 pukul 09.00 WIB menunjukkan 193 korban meninggal dunia, dengan 161 di antaranya sudah teridentifikasi. Sebanyak 32 jenazah masih dalam proses identifikasi. Selain itu, terdapat 116 warga yang hilang, dengan angka yang bersifat dinamis, dan 17.402 pengungsi tersebar di berbagai titik. Data pengungsi telah disempurnakan untuk menghindari duplikasi laporan, terutama dari wilayah yang sebelumnya terisolasi.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus memastikan pemulihan konektivitas jaringan serta infrastruktur telekomunikasi di wilayah terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatra. Selain pemulihan teknis, Komdigi juga mendirikan sejumlah Posko sebagai Pusat Informasi dan Media Center untuk mendukung komunikasi darurat dan koordinasi penanganan bencana. Di Aceh, posko dipusatkan di Gedung Sekretariat Daerah Provinsi Aceh, sementara di Sumatra Barat posko ditempatkan di Komplek Kantor Gubernur Sumbar.
Untuk Sumatra Utara, Posko Komdigi beroperasi di tiga titik, yakni Gedung Kwarda Gerakan Pramuka Sumut, Gelanggang Olahraga (GOR) Pandan Tapanuli Tengah, serta Posko Trauma Healing di Hamparan Perak, Deli Serdang. Posko tersebut berfungsi sebagai ruang kerja bagi jurnalis, pusat penyelenggaraan konferensi pers, serta titik koordinasi lapangan bagi satuan Komdigi, operator seluler, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan terkait. Selain itu, posko menjadi lokasi pemantauan jaringan telekomunikasi oleh Balai Monitoring (Balmon) di tingkat wilayah, sekaligus ruang redaksi bersama untuk penyusunan narasi, informasi publik, dan berbagai konten terkait penanganan bencana.



















