Headline.co.id, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia ~ Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., mengungkapkan bahwa pemerintah masih dalam proses mendata kerusakan situs bersejarah yang terdampak banjir di wilayah Aceh dan Sumatra Utara. Proses pendataan ini dilakukan bersama Balai Pelestarian Kebudayaan setempat untuk memastikan kondisi di lapangan dapat terpantau dengan jelas. “Kami sedang berkoordinasi untuk mendapatkan data yang akurat,” ujarnya setelah menghadiri Pasamuam Agung IV WALUBI di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Sabtu (29/11/25).
Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon juga menegaskan bahwa pemerintah saat ini memprioritaskan penanganan korban banjir di wilayah terdampak. Ia menekankan pentingnya menekan dampak bencana seminimal mungkin dengan fokus utama pada keselamatan dan evakuasi warga. “Keselamatan warga adalah prioritas utama kami,” katanya, seperti dilansir dari laman RRI.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah merilis data terbaru mengenai korban banjir di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Bencana banjir bandang dan tanah longsor ini telah menyebabkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia. BNPB mencatat total 174 orang meninggal dunia, 79 orang masih dinyatakan hilang, dan 12 orang mengalami luka-luka. Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyatakan bahwa jumlah korban kemungkinan masih bisa bertambah. “Kami terus memantau perkembangan di lapangan,” ujarnya.
Selain korban jiwa, ribuan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Di Aceh, tercatat 4.846 Kepala Keluarga (KK) yang kini membutuhkan bantuan logistik mendesak. Di Sumatra Utara, ribuan jiwa tersebar di posko pengungsian, termasuk 3.000 jiwa di Tapanuli Selatan dan 776 KK di Mandailing Natal. Bantuan dan dukungan logistik sangat diperlukan untuk membantu para pengungsi ini.





















