Headline.co.id, Gubernur Sumatra Barat ~ Mahyeldi, melakukan kunjungan ke beberapa lokasi terdampak bencana longsor di wilayahnya, termasuk Silaing, Lembah Anai, dan jalur Malalak, pada Kamis (27/11/2025). Kunjungan ini bertujuan memastikan penanganan darurat dilakukan dengan baik, terutama di jalan-jalan utama yang penting untuk distribusi logistik antar provinsi dan kabupaten.
Di kawasan Silaing, Lembah Anai, Gubernur Mahyeldi memerintahkan penggunaan alat berat untuk membersihkan material longsor seperti pepohonan dan batu besar. Langkah ini diambil agar akses jalan dapat segera dibuka kembali, termasuk untuk kendaraan yang mengangkut bahan kebutuhan pokok. “Kami harus bergerak cepat untuk memastikan distribusi logistik tidak terhambat,” tegas Mahyeldi.
Selain itu, jalur alternatif Malalak menuju Bukittinggi juga mengalami longsor dan jembatan putus di Korong Sawah Tuko, Nagari Kampung Tanjung Koto Mambang, Sungai Durian, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman. Longsor yang terjadi pada Rabu malam (26/11) menutup jalan sepenuhnya dengan material longsor.
Gubernur Mahyeldi turut serta dalam upaya pembersihan material longsor dengan alat seadanya, meskipun hujan masih turun. Bersama kepala OPD Pemprov Sumbar dan masyarakat setempat, ia bergotong royong menggunakan cangkul dan sekop untuk membuka akses jalan. Dalam kesempatan tersebut, ia mengimbau seluruh elemen pemerintah daerah hingga tingkat nagari untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengajak masyarakat saling membantu serta menjaga lingkungan.
“Kami menghimbau Bupati dan Wali Kota yang terdampak bencana banjir dan longsor untuk bisa memberikan perhatian khusus bagi jalan-jalan vital terutama untuk distribusi barang dan mobilisasi masyarakat dalam situasi bencana dan cuaca ekstrem saat ini,” ujarnya.
Mahyeldi juga mengingatkan masyarakat Sumbar untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul peringatan dini gawat darurat hidrometeorologi dari BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau yang berlaku dari 21 hingga 29 November 2025. Ia meminta warga agar menjauhi bantaran sungai yang berpotensi banjir, menghindari daerah tebing yang rawan longsor, serta menunda perjalanan jika tidak mendesak. “Keselamatan adalah prioritas utama kita,” pintanya.



















