Headline.co.id, Bima ~ Yogyakarta. Satgaswil DIY Densus 88 Anti Teror Polri, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID), mengadakan Seminar Sosialisasi Deteksi Dini dan Penanganan Terorisme. Acara ini berlangsung di Aula Bima Balaikota Yogyakarta pada Jumat, 28 November 2025. Seminar tersebut dihadiri oleh 120 kepala sekolah dan guru bimbingan konseling dari SMP dan MTs se-Kota Yogyakarta, yang berperan penting dalam mengawasi radikalisme di lingkungan pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Budi Santoso Ansori, S.E., M.Si., menekankan pentingnya peran sekolah di era teknologi saat ini. “Peran sekolah sangat strategis dalam mencegah radikalisme, terutama di era digital ini,” tegasnya. Kasatgaswil DIY Densus 88 juga menyampaikan bahwa meskipun Indeks Potensi Radikalisme nasional meningkat 11,7 persen pada 2023, aksi teror di DIY mengalami penurunan berkat program pencegahan yang efektif. Radikalisme sering kali dimulai dari intoleransi yang kemudian berkembang menjadi terorisme, dan media sosial serta game online menjadi sarana penyebarannya, dengan bullying sebagai faktor kerentanan utama.
Kepala KPAID Yogyakarta, Silvy Dewayani, M.Sc., menambahkan bahwa aspek psikologis seperti emosi yang tidak terkendali dan frustrasi dapat menjadi celah bagi radikalisasi. “Kita harus memperhatikan aspek psikologis anak-anak agar tidak mudah terpengaruh radikalisme,” katanya. Ia juga menyerukan sinergi orang tua, guru, dan pemangku kepentingan lainnya seperti DP3AP2, Dinsos, Kemenag, serta Kesbangpol.
Seminar ini merupakan bagian dari strategi komprehensif untuk mencegah radikalisme dari akar rumput, dengan tujuan memutus rantai radikalisme dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan kondusif bagi generasi muda.





















