Headline.co.id, Tuban ~ Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Kabupaten Tuban mengadakan Program Inkubasi IKM Naik KELAS 2025 untuk mendukung pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di era digital. Acara ini berlangsung di ruang Dandang Wacono Setda Tuban pada Jumat (28/11/2025) dan diikuti oleh sekitar 60 peserta yang terdiri dari pelaku IKM di sektor makanan-minuman, kerajinan, dan batik.
Materi yang disampaikan dalam program ini mencakup pemasaran digital dan dasar-dasar kecerdasan buatan (AI). Tujuannya adalah untuk memperkuat Kompetensi, Ekspansi Pasar, Legalitas Usaha, Akses Pembiayaan, dan Standarisasi Produk (KELAS). Kepala Disnakerin Kabupaten Tuban, Rohman Ubaid, menekankan pentingnya IKM sebagai pilar ekonomi daerah yang masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan modal, akses pasar yang minim, serta pemanfaatan teknologi digital dan legalitas produk.
“Di era digital dan persaingan global, IKM dituntut untuk bertransformasi dan meningkatkan kapasitas usahanya. Melalui program ini diharapkan tercipta ekosistem usaha yang lebih kondusif dan kompetitif, sehingga IKM Tuban mampu tumbuh berkelanjutan dan memperluas jangkauan pasar dari lokal menuju nasional bahkan global,” ujar Ubaid, yang sebelumnya menjabat sebagai Kadis Dukcapil.
Program IKM Naik KELAS ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing pelaku IKM agar dapat berkembang secara berkelanjutan, masuk ke ekosistem formal, serta bersaing di pasar yang lebih luas. “Tujuannya adalah meningkatkan kompetensi pelaku IKM dalam manajemen usaha, produksi, pemasaran, dan keuangan, serta membuka akses pasar melalui pelatihan digital marketing, branding, dan kerja sama dengan marketplace maupun mitra distribusi,” jelasnya.
Melalui pelatihan ini, pelaku IKM diharapkan mampu melakukan transformasi digital pada proses produksi, pemasaran, dan pengelolaan usaha. Output kegiatan meliputi peningkatan pemahaman pelaku IKM terkait manajemen, pemasaran, legalitas, serta meningkatnya partisipasi IKM pada platform digital seperti marketplace dan media sosial bisnis.
“Output lainnya adalah keterhubungan peserta dengan lembaga pembiayaan agar memahami akses modal usaha, serta terbentuknya jejaring bisnis antar-IKM dan stakeholder seperti pemerintah, swasta, dan lembaga pendamping,” tambah Ubaid.

















