Headline.co.id, Sleman ~ Upaya untuk membangun budaya baru dalam pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga mulai mendapatkan momentum di Padukuhan Sedogan, Kalurahan Lumbungrejo. Pada Minggu (23/11/2025), mahasiswa KKN Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dari kelompok KKNM–23386 mengadakan Sosialisasi Pemilahan Sampah Rumah Tangga di Aula PAUD Sedogan. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan praktik pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab dan membuka peluang transformasi lingkungan dari skala kecil.
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber dari Kampung Sukunan, sebuah desa wisata lingkungan yang dikenal sebagai pelopor pengelolaan sampah mandiri di Indonesia selama dua dekade terakhir. Lima perwakilan RT di Sedogan serta Dukuh Sedogan, Aisyah Putri Wulansari, turut hadir dan memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini.
Endah Suwarni Setyowati, narasumber utama, membagikan kisah perubahan di Sukunan yang dimulai pada tahun 2003. Saat itu, tumpukan sampah di sawah dan sungai menjadi masalah besar. Kini, Sukunan telah menjadi kampung rujukan yang setiap bulan menerima lebih dari seribu wisatawan edukasi. Perubahan tersebut, menurut Endah, dimulai dari kesadaran akan bahaya pembakaran plastik dan styrofoam, yang kemudian melahirkan gerakan pemilahan sampah dari sumber dan pengembangan usaha berbasis daur ulang.
“Gerakan perubahan itu terjadi ketika ada yang mau mengawali. Itu yang kami pegang di Sukunan,” ujarnya. Sukunan kini tidak hanya mandiri dalam pengelolaan sampah, tetapi juga melahirkan inovasi-inovasi kreatif seperti kerajinan dari plastik dan kertas bekas, ecobrick, batako styrofoam, pengomposan biopori, hingga produksi pembalut dan popok pakai ulang ramah lingkungan bernama Sukuno. Mereka bahkan mengembangkan teknologi sederhana seperti komposter rumah tangga untuk memastikan pengolahan sampah bisa dilakukan oleh setiap keluarga.
Dukuh Sedogan, Aisyah Putri Wulansari, menilai pengalaman Sukunan sebagai inspirasi besar bagi warganya. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Semoga para peserta dapat menjadi pelopor pemilahan dan pengolahan sampah di RT masing-masing. Ke depan, memungkinkan sekali bagi kita untuk mengagendakan studi tiru langsung ke Sukunan,” tuturnya.
Sementara itu, perwakilan KKN UNY, Alifa Ismayasti Hapsari, menegaskan komitmen mahasiswa untuk memberikan dampak yang benar-benar dirasakan warga. “Kami berharap materi ini tidak hanya menjadi wawasan, tetapi benar-benar menjadi kebiasaan baru. Pemilahan sampah adalah langkah kecil yang memberi dampak besar. KKN UNY siap mendampingi proses itu bersama warga Sedogan,” ujarnya.
Antusiasme peserta semakin menegaskan bahwa perubahan itu mungkin. Sri Wahyuni, salah satu peserta, mengaku mendapatkan banyak pengetahuan baru. “Ilmunya sangat bermanfaat. Semoga bisa diterapkan di wilayah Sedogan agar lingkungan lebih bersih dan sehat,” ungkapnya.
Melalui sosialisasi ini, Sedogan menapaki jalan baru menuju lingkungan yang lebih sehat dan produktif. Dengan meniru model sukses Sukunan, Sedogan memiliki peluang besar untuk membangun sistem pengelolaan sampah mandiri yang berbasis keteladanan dan partisipasi warga. Didukung oleh pemerintah padukuhan, pendampingan mahasiswa KKN UNY, dan semangat masyarakat, gerakan ini dapat berkembang menjadi budaya baru yang berkelanjutan. Seperti pesan yang terus digaungkan Sukunan: “Satu keteladanan lebih berharga daripada seribu nasihat.”























