Headline.co.id, Tanah Merah ~ Rapat Kerja Klasis (Rakersis) dan Rapat Kerja Pelayanan (Rakerpel) GPI Papua Klasis Boven Digoel 2025 resmi dibuka pada Jumat (21/11/2025). Acara ini berlangsung di tengah perhatian publik yang meningkat terhadap efektivitas pelayanan gereja dan tata kelola program sosial di Papua Selatan. Dengan subtema penguatan persekutuan, pelayanan, dan kesaksian, forum tiga hari ini diharapkan menjadi momentum untuk pembenahan menyeluruh, bukan sekadar agenda seremonial tahunan.
Kegiatan yang diadakan di Jemaat Diaspora Mindiptana ini dihadiri oleh Wakil Bupati Boven Digoel Marlinus, Majelis Pekerja Sinode (MPS) GPI Papua, unsur Forkopimda, Kementerian Agama, TNI–Polri, kepala kampung, dan tokoh masyarakat. Sebanyak 255 peserta dari 10 jemaat turut ambil bagian, menunjukkan tingginya ekspektasi publik terhadap peningkatan kapasitas pelayanan gereja di wilayah perbatasan.
Di balik kemeriahan pembukaan, sejumlah persoalan strategis muncul. Beberapa peserta menyoroti ketimpangan kapasitas pelayanan antarjemaat, minimnya fasilitas pendukung di wilayah terpencil, serta lemahnya koordinasi dan monitoring terhadap program sosial gereja. MPS dalam arahannya menegaskan perlunya penguatan manajemen pelayanan, peningkatan SDM pelayan gereja, serta evaluasi mendalam terhadap Program Orang Tua Asuh (OTA) yang dinilai belum berjalan merata.
Panitia melaporkan kebutuhan anggaran sebesar Rp50 juta, yang dihimpun dari usaha dana internal, kontribusi jemaat, dukungan pemerintah, serta donatur. Namun, beberapa peserta mengingatkan bahwa persoalan utama bukan hanya kecukupan anggaran, melainkan transparansi dan kesinambungan program. Raker tahun ini diharapkan menghasilkan perbaikan signifikan dalam perencanaan, pengawasan, dan pelaporan program agar tidak berhenti sebagai daftar rencana tahunan tanpa implementasi nyata.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Boven Digoel, Marlinus, menekankan bahwa gereja memiliki peran strategis dalam menjawab persoalan masyarakat, termasuk ketimpangan pelayanan dasar, kerentanan generasi muda, dan meningkatnya masalah sosial di wilayah perbatasan. Pemerintah daerah berharap gereja memperkuat tata kelola internal sekaligus menjadi mitra kritis dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan keluarga.
Majelis Pekerja Sinode kembali menggarisbawahi tema lima tahunan GPI Papua: “Kobarkanlah Karunia Allah Yang Ada Padamu.” Tema ini ditegaskan bukan sebagai slogan liturgis, melainkan mandat spiritual agar gereja tidak terjebak pada rutinitas administratif. Gereja didorong menghidupkan pelayanan nyata melalui pemberdayaan ekonomi jemaat, pendampingan pendidikan, penguatan keluarga gerejawi, serta kesaksian sosial hingga kampung-kampung terpencil.
Pembukaan kegiatan ditutup dengan pernyataan resmi Wakil Bupati Marlinus yang menyatakan Rakersis dan Rakerpel 2025 sah dibuka. Masyarakat kini menantikan hasil konkret keputusan, strategi, dan reformasi yang benar-benar mampu meningkatkan kualitas pelayanan gereja, bukan sekadar menambah dokumen rapat.



















