Headline.co.id, Surabaya ~ Singgih Aji Abiyuga, Kepala Produksi Indonesia.go.id, menekankan bahwa dalam pembuatan konten digital, perpaduan ilmu algoritma dan pengelolaan emosi audiens menjadi kunci utama. Hal ini disampaikan dalam acara workshop Sohib Berkelas Surabaya yang diselenggarakan oleh Ditjen Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi dan Digital (KPM Kemkomdigi) di Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (20/11/2025).
Dalam presentasinya, Singgih mengungkapkan bahwa setiap hari lebih dari 500 juta konten dihasilkan, namun hanya kurang dari 2 persen yang berhasil bertahan dan berkembang di platform digital. “Sebagian besar konten hanya menjadi dokumentasi karena tidak mendapatkan perhatian dari algoritma,” jelasnya. Menurutnya, keberhasilan konten sangat ditentukan oleh detik-detik awal yang menarik perhatian audiens.
Singgih menjelaskan bahwa ada empat sinyal kunci algoritma yang menentukan keberhasilan sebuah konten: Pattern Interaction Score, Completion Rate/Watch Time, Velocity, dan Reward Time. “Jika konten tidak menarik dalam 3 detik pertama, algoritma tidak akan memberikan perhatian,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa kecepatan interaksi dalam 24 jam pertama sangat penting untuk menentukan apakah konten akan terus didistribusikan.
Selain algoritma, Singgih juga menekankan pentingnya menggerakkan emosi penonton. Ia mencontohkan bahwa pemilihan kata yang tepat dapat mempengaruhi emosi audiens. “Virality adalah produk sampingan dari emosi. Setiap elemen dalam konten harus dihitung untuk memicu hormon dopamin dan oksitosin,” ujarnya. Singgih juga mendorong peserta untuk menggunakan suara asli mereka karena memiliki ikatan emosional yang tidak dimiliki oleh suara AI.
Menurut Singgih, gangguan kecil seperti audio yang tidak stabil atau visual yang patah dapat membuat penonton meninggalkan konten. “Konten yang bagus bisa gagal hanya karena gangguan kecil,” katanya. Ia juga menyoroti pentingnya pemilihan font, gaya visual, dan ritme video dalam mempengaruhi sistem kognitif penonton.
Singgih menyebutkan bahwa ada dua “layar emosional” yang efektif dalam menarik perhatian: kekaguman dan kemarahan. “Berita negatif atau kasus viral sering bermain di dua spektrum ini,” jelasnya. Di akhir sesi, Singgih menegaskan bahwa menjadi kreator konten bukan soal keberuntungan, melainkan konsistensi dalam memahami pola pikir audiens dan algoritma. “Konten kreator hari ini harus mempelajari sains di balik konten,” tutupnya.
Workshop ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan ASN, pengelola informasi publik, dan peserta umum dalam menciptakan konten yang efektif dan berdampak, sejalan dengan upaya pemerintah membangun ekosistem digital yang sehat dan informatif.




















