Headline.co.id, Jakarta ~ Jakarta. Nyeri kronis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang melibatkan otot, sendi, saraf, atau organ dalam. Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa penyebab nyeri kronis yang perlu diwaspadai.
Pertama, cedera yang belum sembuh sempurna sering kali menjadi penyebab nyeri kronis. Cedera seperti jatuh, terkilir, atau kecelakaan dapat menyebabkan nyeri yang bertahan lama jika jaringan, otot, sendi, atau saraf tidak pulih dengan baik, terutama jika masih ada peradangan.
Kedua, penyakit kronis seperti asam urat, lupus, rheumatoid arthritis, dan osteoarthritis juga dapat memicu nyeri kronis. Kondisi ini sering disertai gejala lain seperti pembengkakan, kekakuan, kemerahan, atau kesulitan bergerak, dan rasa sakit biasanya lebih parah di pagi hari atau setelah aktivitas yang lama.
Ketiga, gangguan saraf akibat kerusakan saraf, misalnya karena diabetes, infeksi, atau cedera, dapat menyebabkan nyeri kronis yang terasa seperti ditusuk, terbakar, kesemutan, atau mati rasa. Nyeri ini sering bertahan meskipun penyebab awalnya sudah diatasi.
Keempat, infeksi yang belum sembuh seperti tuberkulosis tulang atau infeksi sendi dapat menyebabkan peradangan yang menetap dan nyeri kronis, meskipun gejala utama seperti demam atau pembengkakan sudah membaik.
Kelima, perubahan hormon atau efek samping obat juga dapat memicu nyeri kronis. Perubahan hormon, seperti saat menopause, atau penggunaan obat tertentu seperti kortikosteroid, dapat menyebabkan nyeri pada otot dan sendi. Mereka yang menjalani terapi jangka panjang perlu waspada terhadap kemungkinan ini.
Terakhir, stres dan gangguan psikosomatis dapat memperburuk nyeri kronis. Stres berkepanjangan, kecemasan, atau masalah emosional lainnya dapat memperbesar sinyal nyeri di otak, meskipun tidak selalu ditemukan kelainan fisik yang jelas.





















