Headline.co.id, Sleman ~ Meskipun hujan deras mengguyur wilayah Ngaglik, semangat warga Padukuhan Ngebel Gede, Sardonoharjo, tetap tinggi untuk menghadiri Sarasehan Pembauran Kebangsaan. Acara ini mengusung tema “Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Kebhinekaan” dan diadakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sleman di Joglo Kebangsaan Drono, Ngaglik, Sleman, pada Selasa (11/11/2025). Kegiatan ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk pengurus RT, RW, Jaga Warga, Karang Taruna, PKK, serta tokoh masyarakat. Meskipun cuaca kurang bersahabat, suasana sarasehan tetap hangat dan interaktif di bawah panduan Lina Syafira sebagai pembawa acara.
Dalam sambutannya, Kepala Badan Kesbangpol Sleman, Samsul Bakri, menekankan pentingnya kegiatan seperti ini untuk memperkuat semangat kebangsaan, nasionalisme, dan cinta tanah air di tengah dinamika kehidupan masyarakat modern. “Materi malam ini penting untuk meningkatkan semangat kebangsaan. Setelah memperingati Hari Pahlawan, kini saatnya kita berjuang dengan cara lain — mengisi kemerdekaan melalui kontribusi nyata agar Indonesia semakin maju,” ujar Samsul. Ia juga mengingatkan bahwa bela negara tidak selalu berarti angkat senjata, melainkan bisa diwujudkan melalui tindakan sederhana seperti mencintai produk lokal dan membeli dari tetangga sendiri. “Toleransi tidak hanya soal hubungan antarumat beragama, tetapi juga kemampuan menghargai perbedaan pendapat dalam lingkungan sosial dan politik,” tambahnya.
Kamituwo Sardonoharjo, Bayu Kristiyanto, turut menyampaikan apresiasi atas keharmonisan warga Sardonoharjo yang selama ini hidup rukun dan saling membantu. Menurutnya, semangat guyub warga menjadi contoh nyata penerapan nilai kebangsaan di tingkat lokal. Dalam kesempatan yang sama, Kasat Bimas Polres Sleman, AKP Sugiyanto, mengingatkan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan. “Tingkat kriminalitas di Sleman tergolong tinggi. Keamanan tidak bisa hanya mengandalkan aparat. Masyarakat harus ikut berperan, misalnya dengan ronda malam dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar,” ujarnya. Ia juga menyoroti faktor penyebab kejahatan jalanan yang sering berakar pada kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua, terutama terhadap anak-anak yang sering berkeliaran hingga larut malam.
Melalui sarasehan ini, semangat persatuan dan kesadaran kebangsaan kembali digaungkan. Di tengah keberagaman masyarakat, kegiatan ini menjadi pengingat bahwa Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan, tetapi nilai luhur yang harus terus dijaga dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.



















