Headline.co.id, Di Tengah Arus Modernisasi Yang Terus Berkembang ~ Pasar Jadul Lembah si Cangkring di Jambean, Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Sleman, menghadirkan suasana tempo dulu yang memikat. Terletak di perbatasan Yogyakarta dan Magelang, pasar ini menawarkan pengalaman kuliner tradisional yang dipadukan dengan suasana pedesaan yang menenangkan.
Setiap akhir pekan, Lembah Si Cangkring ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah. Mereka datang untuk menikmati berbagai jajanan tradisional seperti klepon, cenil, cucur, dan gethuk yang disajikan dengan cara tradisional. Salah satu menu andalan yang menjadi primadona adalah Bubur Mbah Kaji, yang disajikan dengan gudeg, sayur, dan lauk bebek bacem khas Banyurejo yang memiliki cita rasa gurih manis.
Selain bubur, pasar ini juga menawarkan hidangan populer lainnya seperti soto, bakso, dan berbagai jajan pasar yang memperkaya cita rasa Nusantara. Suasana alam yang asri, udara pagi yang sejuk, serta pemandangan perbukitan menjadikan pasar ini tempat yang ideal untuk sarapan santai sambil bercengkerama bersama keluarga.
Pasar Jadul Lembah si Cangkring juga menjadi tempat favorit bagi komunitas sepeda, klub motor, dan wisatawan dari luar daerah. Mereka sering menjadikan pasar ini sebagai titik pertemuan untuk beristirahat sambil menikmati sajian tradisional sebelum melanjutkan perjalanan mereka.
Ida Rini Widiastuti, pengelola Pasar Jadul Lembah si Cangkring, menjelaskan bahwa pasar ini dirancang dengan nuansa klasik. “Disebut pasar jadul karena seluruh konsepnya kami kemas dengan nuansa klasik, mulai dari tampilan gerobak, peralatan makan dari anyaman bambu dan daun pisang, hingga busana para penjual yang mengenakan pakaian tradisional,” tuturnya pada Selasa (11/11/2025).
Menurut Ida Rini, pasar ini bukan sekadar tempat jual beli, tetapi juga berfungsi sebagai wadah pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi warga setempat. “Kami ingin menghadirkan suasana jadul yang hangat dan penuh kenangan, sambil mengangkat potensi kuliner lokal agar tetap dikenal generasi muda,” ujarnya.
Inisiatif ini mendapat dukungan luas dari masyarakat Banyurejo. Lurah Banyurejo, Saparjo, mengapresiasi semangat warga dalam mengembangkan potensi lokal melalui kegiatan kreatif dan berbasis budaya. “Pasar Jadul Lembah Si Cangkring menjadi contoh bagaimana tradisi dan ekonomi bisa berjalan beriringan. Selain menghidupkan kembali kuliner lawas, kegiatan ini juga membuka lapangan kerja dan mempererat kebersamaan warga,” ungkapnya.
Dengan nuansa klasik yang otentik dan keramahan khas pedesaan, Pasar Jadul Lembah si Cangkring telah menjelma menjadi destinasi wisata kuliner bernuansa budaya yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menghadirkan pengalaman nostalgia yang membumi dan penuh makna.
















