Headline.co.id, Yogyakarta ~ Literasi digital kini menjadi fondasi utama dalam kehidupan sehari-hari di era transformasi digital. Hal ini disampaikan oleh Nursodik Gunarjo, Direktur Informasi Publik Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), saat membuka acara di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Rabu, 12 November 2025. Menurutnya, transformasi digital di Indonesia tidak hanya bergantung pada infrastruktur dan kebijakan, tetapi juga pada integritas, nalar kritis, dan kesadaran digital generasi muda.
Nursodik menekankan pentingnya membangun masa depan digital Indonesia secara menyeluruh. “Ruang digital kini telah menjadi bagian dari hidup kita. Bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan tempat untuk belajar, bekerja, hingga mencari makna,” ujarnya. Ia juga menyoroti bahwa batas realitas fisik dan dunia digital semakin kabur, sehingga sulit membedakan dunia virtual dan nyata.
Meskipun akses digital semakin luas, hal ini belum menjamin kecakapan digital masyarakat. Banyak yang sudah memiliki keterampilan teknis, tetapi masih lemah dalam aspek keamanan digital, budaya digital, dan etika penggunaan teknologi. “Anak usia empat tahun pun sudah mahir menggunakan gawai. Tapi kecakapan digital tidak berhenti pada kemampuan teknis. Kita perlu literasi digital yang utuh agar mampu memanfaatkan teknologi secara cerdas untuk kehidupan yang lebih baik,” katanya.
Nursodik juga menyoroti tantangan di ruang digital, seperti disinformasi, ujaran kebencian, penyalahgunaan data, dan kecanduan digital, yang dapat menggerus produktivitas dan nilai-nilai sosial. Kementerian Komdigi mendorong generasi muda untuk lebih bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi digital. “Bukan sekadar kemampuan menggunakan perangkat, tapi bagaimana kita memilih makna, membaca notifikasi, dan bertindak dengan tanggung jawab melalui perangkat digital,” ujarnya.
Melalui portal indonesia.go.id (IGID), Kemkomdigi berupaya menghadirkan ruang informasi yang kredibel, terverifikasi, dan mencerahkan masyarakat. Portal ini tidak hanya berfungsi sebagai kanal berita, tetapi juga menjadi bagian dari proyek kebudayaan digital yang menampilkan wajah Indonesia di mata dunia. Namun, menurut Nursodik, keberadaan kanal informasi saja tidak cukup. Ruang digital perlu dihidupkan oleh konten yang positif, kreatif, dan berdaya guna. “Kejahatan muncul bukan hanya karena banyaknya orang jahat, tetapi karena orang-orang baik diam saja. Maka dari itu, kita semua harus aktif berkontribusi,” katanya.
Ia mengajak mahasiswa dan generasi muda untuk menjadi bagian dari perubahan positif di dunia digital. Program “Indonesia.go.id Goes to Campus” diinisiasi untuk mendorong lahirnya ide-ide terbaik dari kalangan kampus. “Kami percaya, ide-ide kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat justru lahir dari kampus. Dari tangan generasi muda, kita bisa menghadirkan konten-konten digital yang membangun dan menginspirasi,” tegas Nursodik Gunarjo.




















