Headline.co.id, Pekanbaru ~ Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau melaporkan bahwa perekonomian Riau mengalami pertumbuhan positif pada triwulan III tahun 2025. Pertumbuhan ini terjadi baik secara triwulanan (q-to-q) maupun tahunan (y-on-y). Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), ekonomi Riau atas dasar harga berlaku mencapai Rp307,01 triliun, sementara atas dasar harga konstan 2010 tercatat sebesar Rp152,77 triliun.
Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi, menyatakan bahwa secara triwulanan, ekonomi Riau tumbuh sebesar 3,54 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan di berbagai lapangan usaha, terutama sektor konstruksi yang mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 11,05 persen, diikuti oleh jasa kesehatan dan kegiatan sosial (9,87 persen), serta jasa pendidikan (8,77 persen). “Pertumbuhan pada sektor konstruksi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas pembangunan, baik infrastruktur maupun properti. Selain itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga tetap menjadi penopang utama ekonomi Riau dengan pertumbuhan 7,21 persen,” ujar Asep pada Jumat (7/11/2025).
Dari sisi produksi, struktur ekonomi Riau masih didominasi oleh industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 30,13 persen, diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (28,99 persen), pertambangan dan penggalian (15,64 persen), konstruksi (9,68 persen), serta perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor (9,40 persen). Kelima lapangan usaha tersebut menyumbang hingga 93,84 persen terhadap total perekonomian Riau. Secara tahunan, ekonomi Riau tumbuh 4,98 persen (y-on-y).
Pertumbuhan tahunan ini didorong oleh lapangan usaha jasa lainnya yang meningkat signifikan sebesar 13,95 persen, diikuti oleh jasa perusahaan (10,97 persen) dan jasa pendidikan (8,62 persen). Sektor industri pengolahan juga mencatat pertumbuhan kuat sebesar 7,17 persen, sementara sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh 5,39 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan III-2025 didukung oleh ekspor luar negeri yang naik 10,75 persen, serta pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 3,77 persen. Namun, pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) mengalami kontraksi masing-masing sebesar 0,96 persen dan 2,32 persen.
Secara tahunan, ekspor luar negeri menjadi komponen dengan pertumbuhan tertinggi mencapai 19,94 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga (4,73 persen) dan PMTB (2,15 persen). “Ekspor luar negeri memberikan dorongan besar terhadap perekonomian Riau pada triwulan ini. Selain sektor minyak dan gas, ekspor nonmigas seperti produk industri pengolahan dan hasil pertanian turut berkontribusi besar terhadap kinerja ekspor,” jelas Asep.
Secara kumulatif (c-to-c), ekonomi Riau hingga triwulan III-2025 tumbuh 4,74 persen, lebih tinggi dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didukung oleh seluruh lapangan usaha, terutama jasa lainnya (10,57 persen), jasa perusahaan (9,26 persen), dan jasa pendidikan (9,21 persen). Asep menambahkan bahwa jika pertumbuhan ekonomi Riau dihitung tanpa migas, maka ekonomi Riau tumbuh 5,54 persen (y-on-y) — meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 3,96 persen. “Hal ini menunjukkan struktur ekonomi Riau semakin kuat di luar sektor migas. Aktivitas industri pengolahan, pertanian, serta jasa-jasa menjadi motor penggerak utama perekonomian daerah,” ujarnya.
Secara spasial, pada triwulan III-2025, Provinsi Riau berkontribusi 5,14 persen terhadap perekonomian nasional, menjadikannya provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia dan terbesar kedua di luar Pulau Jawa. “Dengan kontribusi tersebut, Riau tetap menjadi salah satu pilar ekonomi penting di luar Jawa. Tantangan ke depan adalah menjaga momentum pertumbuhan dengan memperkuat sektor hilirisasi industri, ekspor nonmigas, dan pertanian berkelanjutan,” tutup Asep.





















