Headline.co.id (Jakarta) — Skema waralaba (franchise) dinilai menjadi strategi efektif bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk berkembang lebih cepat dan berkelanjutan. Melalui sistem ini, pelaku usaha tidak hanya mendapatkan model bisnis yang telah teruji, tetapi juga akses terhadap standar operasional, pelatihan, serta dukungan pemasaran dari pemilik merek. Pandangan tersebut disampaikan dalam ajang Indonesia Franchise Week (IFW) 2025 yang berlangsung di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Jumat (31/10/2025).
Deputi Bidang Ekonomi dan Transformasi Digital Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati menegaskan bahwa waralaba merupakan jalur inovatif yang mampu mempercepat pertumbuhan UMKM di tengah persaingan ekonomi digital. “Waralaba telah menjadi jalan bagi UMKM untuk berkembang melalui model bisnis yang terstandar dan terbukti. Pertumbuhan waralaba dari tahun 2020 hingga 2025 menunjukkan peningkatan signifikan, yakni 55 persen untuk waralaba domestik dan 29 persen untuk waralaba asing,” ujar Vivi.
Berdasarkan data Bappenas, jumlah merek waralaba domestik naik dari 105 pada 2020 menjadi 163 merek pada 2025. Sementara waralaba asing tumbuh dari 120 menjadi 155 merek dalam periode yang sama. Peningkatan ini, kata Vivi, mencerminkan penguatan ekosistem nasional serta meningkatnya minat global terhadap pasar Indonesia. Ia menambahkan, karakteristik utama waralaba mencakup model bisnis yang teruji, kemudahan transfer pengetahuan, akses ke pasar yang lebih luas, serta kemampuan inovasi dan adaptasi berkelanjutan.
Ajang IFW 2025 diselenggarakan oleh Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dan Neo Expo Promosindo dengan dukungan dari sejumlah kementerian, termasuk Kementerian Perdagangan, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pariwisata, Kementerian Hukum dan HAM, serta Kementerian Koperasi dan UKM. Mengusung tema “Energizing Entrepreneurship”, kegiatan ini menghadirkan 289 brand dan 187 stan dari dalam dan luar negeri, serta menargetkan 12.000 pengunjung selama empat hari pelaksanaan, 30 Oktober–2 November 2025.
Menteri Koperasi dan UKM Maman Abdurrahman dalam sambutannya menegaskan komitmen pemerintah untuk memperkuat ekosistem waralaba nasional sebagai bagian dari strategi peningkatan jumlah wirausaha. “Model bisnis waralaba telah memberikan tren positif bagi industri, dengan peningkatan sekitar lima persen pada 2024,” ujar Maman.
Ia menambahkan, pemerintah menargetkan rasio kewirausahaan Indonesia mencapai 3,6 persen pada 2029. Meski masih di bawah Malaysia (4,74 persen), Singapura (8,76 persen), dan Amerika Serikat (12 persen), Maman optimistis target tersebut dapat dicapai melalui sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga pendukung. “Kami akan terus mendorong pelaku UMKM, terutama usaha mikro, untuk masuk ke industri waralaba. Tahun depan, berbagai kebijakan akan disiapkan agar UMKM bisa bertransformasi menuju sektor formal,” ujarnya.
Pemerintah menilai, waralaba bukan sekadar model bisnis, tetapi juga instrumen strategis dalam memperkuat rantai pasok, menciptakan lapangan kerja, dan memperluas akses pasar global bagi UMKM. Melalui kolaborasi antara pelaku lokal dan merek nasional maupun internasional, waralaba diharapkan mampu menjadi motor penggerak baru dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berdaya saing tinggi.



















