Headline.co.id (Jakarta) — Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menunjukkan kemajuan besar dalam pembangunan infrastruktur digital nasional. Melalui langkah strategis Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital (DJID) di bawah Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), konektivitas, tata kelola spektrum, serta keamanan jaringan seluler di seluruh Indonesia meningkat signifikan. Capaian ini menjadi fondasi penting dalam memperkuat pemerataan akses digital dan pelayanan publik berbasis teknologi.
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kemkomdigi, Wayan Toni Supriyanto, menegaskan bahwa tahun pertama pemerintahan Prabowo–Gibran menjadi titik balik arah digitalisasi nasional.
“Kami fokus memastikan setiap wilayah terhubung, setiap layanan publik terkoneksi, dan setiap warga mendapatkan manfaat langsung dari infrastruktur digital yang lebih merata,” ujar Wayan di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Internet Nasional Meningkat Signifikan
Menurut data DJID, rata-rata kecepatan internet nasional kini mencapai 61,90 Mbps untuk unduh dan 22,46 Mbps untuk unggah, hasil pengukuran kualitas layanan (Quality of Service/QoS) di 156 kabupaten/kota di Indonesia. Angka ini menandai peningkatan konsisten kualitas jaringan seluler sekaligus pemerataan layanan hingga ke wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).
“Peningkatan ini mencerminkan perbaikan kinerja jaringan seluler yang konsisten dan pemerataan layanan yang mulai menjangkau wilayah 3T,” jelas Wayan.
Salah satu tonggak penting adalah peluncuran Satelit Nusantara 5 (N5) pada 12 September 2025, berkapasitas 160 Gbps dan menggunakan teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS). Satelit ini dilengkapi 101 spot beam dan 11 gateway, serta akan beroperasi secara komersial pada April 2026.
“Satelit Nusantara 5 akan memperkuat akses pendidikan, kesehatan, dan layanan publik di seluruh Indonesia,” kata Wayan.
Penataan Spektrum Frekuensi dan Pengawasan Ketat
Untuk memperkuat konektivitas nasional, DJID telah menyelesaikan dua regulasi strategis, yakni Permen Komdigi Nomor 2 dan Nomor 13 Tahun 2025 terkait penggunaan spektrum frekuensi radio pada pita 1,4 GHz. Regulasi ini menjadi dasar perluasan jaringan broadband sekaligus bagian dari persiapan menuju era 5G nasional.
Selain itu, pemerintah memperkuat pengawasan melalui Sistem Informasi Manajemen Spektrum (SIMS) dan penertiban nasional frekuensi radio pada Juli–Agustus 2025. Dari hasil penertiban, ditemukan 1.519 pelanggaran yang seluruhnya telah dikenakan sanksi administratif dan penghentian operasional.
“Frekuensi adalah sumber daya terbatas yang menjadi tulang punggung layanan digital. Penataan dan penegakan kepatuhan kami lakukan secara sistematis agar konektivitas nasional berjalan aman dan andal,” tegas Wayan.
Perlindungan Pengguna dan Inovasi Teknologi
DJID juga berkomitmen menjaga keamanan dan keselamatan publik melalui program pengukuran paparan medan elektromagnetik (RF-EMF) di 13 lokasi, termasuk Jakarta dan Bandung. Hasilnya, seluruh titik berada di bawah ambang batas aman SNI 9115-1:2022.
“Ini bukti bahwa infrastruktur telekomunikasi di Indonesia aman bagi masyarakat,” ujar Wayan.
Di sisi industri, DJID berkolaborasi dengan PT Prasimax Inovasi Teknologi dalam pengembangan prototipe Wi-Fi 7 buatan Indonesia yang telah mencapai progres 57 persen, dan akan dipabrikasi oleh PT LEN Industri. Langkah ini menandai kemandirian nasional di bidang teknologi perangkat digital.
Pelayanan Publik Digital Semakin Efisien
Dari sisi tata kelola, kinerja pelayanan publik digital mengalami peningkatan signifikan. Pelayanan perizinan infrastruktur digital dan sertifikasi perangkat telekomunikasi kini mencapai tingkat ketepatan waktu 99,79 persen (One Day Service).
Selain itu, Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) meningkat menjadi 3,96, sementara Indeks Integritas Pelayanan Publik (IIPP) mencapai 9,8, mencerminkan pelayanan yang transparan, cepat, dan akuntabel.
“Prinsip kami sederhana: pelayanan publik digital harus cepat, bersih, dan terpercaya,” kata Wayan.
Arah Pembangunan Digital ke Depan
Memasuki tahun kedua pemerintahan Prabowo–Gibran, DJID akan fokus pada pemanfaatan Satelit Nusantara 5, penyelesaian pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di wilayah Papua, serta perluasan akses internet melalui program Sekolah Rakyat dan Koperasi Desa Merah Putih.
“Digitalisasi bukan sekadar soal teknologi, tetapi tentang pemerataan kesempatan. Visi Presiden sangat jelas: tidak ada warga yang tertinggal dalam transformasi digital,” tutup Wayan Toni.




















