Contents
- 1 Dukungan Kementerian untuk Desa Wisata Berkelanjutan
- 2 You might also like
- 3 Polda Riau Salurkan Bantuan Air Bersih ke Sumatera Barat
- 4 Polda Sumbar Distribusikan Ratusan Paket Bantuan ke Lima Lokasi Bencana di Padang
- 5 Tradisi Prestasi Desa Wisata Indonesia di Dunia
- 6 Analisis dan Review: Kenapa Pemuteran Layak Jadi “Best Tourism Village”
- 7 Dari Bali untuk Dunia
Dukungan Kementerian untuk Desa Wisata Berkelanjutan
Deputi Hariyanto menegaskan, penghargaan ini bukan sekadar prestasi simbolik, melainkan momentum untuk memperkuat branding Indonesia sebagai destinasi wisata berkelanjutan kelas dunia.
“Kementerian Pariwisata akan terus mengamplifikasi nilai-nilai yang didorong oleh UN Tourism agar desa wisata di Indonesia dapat memanfaatkan pariwisata sebagai kendaraan transformasi yang positif dan inklusif,” ujar Hariyanto.
Ia menambahkan, Best Tourism Villages (BTV) merupakan inisiatif UN Tourism yang menilai desa-desa di seluruh dunia berdasarkan kriteria keberlanjutan lingkungan, pelestarian budaya, inovasi, dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Baca juga: Bantan, Gerbang Bahari Indonesia di Pesisir Timur Sumatera: Surga Wisata Eksotis Menghadap Malaysia
Tradisi Prestasi Desa Wisata Indonesia di Dunia
Sebelumnya, beberapa desa wisata di Indonesia juga telah menorehkan prestasi di ajang yang sama, antara lain:
- Desa Wisata Nglanggeran (Yogyakarta, 2021)
- Penglipuran (Bali, 2023)
- Jatiluwih (Bali, 2024)
- Wukirsari (Yogyakarta, 2024)
Kini, Pemuteran dan Osing Kemiren menambah daftar panjang desa wisata Indonesia yang diakui dunia, memperkuat posisi Indonesia dalam jaringan desa wisata global.
Selain itu, Desa Pemuteran sebelumnya telah menyabet ASEAN Tourism Standard kategori Community-Based Tourism (CBT) 2023–2025, sedangkan Osing Kemiren menjadi penerima ASEAN Homestay Standard Award 2025–2027 hasil binaan PT Astra International Tbk.
Baca juga: 10 Rekomendasi Tempat Wisata di Bogor: Pilihan Liburan Sejuk dan Seru untuk Keluarga
Analisis dan Review: Kenapa Pemuteran Layak Jadi “Best Tourism Village”
Jika dilihat dari perspektif seorang pengamat pariwisata dan reviewer teknologi destinasi, Pemuteran ibarat “sistem operasi hijau” yang menggabungkan inovasi, kearifan lokal, dan efisiensi alami.
Desa ini tidak hanya menjual pemandangan, tetapi menghadirkan pengalaman berkelanjutan (sustainable experience) bagi wisatawan: mulai dari snorkeling di laut yang dijaga ketat ekosistemnya, hingga belajar menenun atau membuat sesajen bersama warga lokal.
Inilah konsep pariwisata masa depan — bukan hanya tentang datang dan melihat, tetapi datang dan berkontribusi.
Dengan strategi berbasis komunitas, Pemuteran menunjukkan bahwa desa kecil sekalipun dapat menjadi contoh global dalam inovasi sosial, lingkungan, dan ekonomi.
Baca juga: 13 Rekomendasi Wisata Jawa Tengah Terpopuler 2025: Dari Kuliner, Alam Dieng Hingga Heritage Semarang
Dari Bali untuk Dunia
Penghargaan Best Tourism Village 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan pariwisata berkelanjutan Indonesia. Pemuteran bukan hanya destinasi indah, melainkan cerminan masa depan pariwisata dunia — di mana harmoni antara alam, budaya, dan manusia bisa dikelola secara bijak.
Dengan pengakuan ini, Indonesia semakin diakui sebagai pemimpin global dalam pengembangan desa wisata berkelanjutan.
Dan dari sudut kecil di utara Bali, semangat besar itu terus menyala — menginspirasi desa-desa lain untuk membangun, menjaga, dan berbagi keindahan dengan cara yang bertanggung jawab.



















