Headline.co.id (Jogja) ~ Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta sekolah dan perguruan tinggi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersikap bijak dalam menyikapi situasi unjuk rasa yang tengah berlangsung. Sultan menegaskan, aktivitas belajar mengajar tetap harus berjalan, namun bentuk pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebijakan masing-masing lembaga pendidikan.
Baca juga: Mahasiswa Amikom Yogyakarta Tewas Usai Demo, Keluarga Ungkap Luka Memar di Seluruh Tubuh
Pernyataan tersebut disampaikan Sri Sultan usai menghadiri Konsolidasi dan Arahan bersama 10 pimpinan perguruan tinggi di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Minggu (31/8). Menurutnya, keputusan untuk melaksanakan pembelajaran secara luring maupun daring perlu mempertimbangkan manfaat serta dampaknya bagi siswa dan mahasiswa.
“Saya tidak mengatakan sekolah harus tutup. Tetap belajar, hanya bentuknya disesuaikan dengan kondisi. Kalau sekolah ditutup, konsekuensinya perlu dipikirkan, karena kita tidak tahu apakah anak-anak belajar di rumah, bermain di luar, atau justru ikut demonstrasi,” ujar Sri Sultan.
Ia menegaskan, tujuan utama siswa dan mahasiswa datang ke DIY adalah menempuh pendidikan. Karena itu, keputusan untuk meniadakan pembelajaran perlu benar-benar dipikirkan agar tidak menimbulkan persepsi negatif. “Kalau sekolah atau kuliah ditutup, justru bisa menimbulkan pertanyaan di masyarakat. Jangan sampai ada kesan seolah-olah Jogja dalam kondisi tidak aman,” tegasnya.
Baca juga: Sultan Minta Polda DIY Usut Tuntas Kasus Kematian Mahasiswa Amikom Yogyakarta
Sri Sultan juga berharap sekolah dan perguruan tinggi mampu menyeimbangkan kebutuhan menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat dengan keberlangsungan pendidikan di DIY.
Dalam forum tersebut, sejumlah pimpinan perguruan tinggi menyampaikan langkah antisipatif. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Arie Sujito, menyebut UGM memutuskan melaksanakan perkuliahan daring sementara pada 1 hingga 4 September 2025.
“Ini langkah untuk meminimalisir risiko, tetapi aktivitas tenaga pendidik dan dosen tetap berlangsung di kampus. Kita manfaatkan teknologi agar pembelajaran tetap berjalan,” jelasnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof. Fathul Wahid, mengungkapkan bahwa perkuliahan di UII baru akan dimulai pada 15 September 2025. “Saat ini masih libur, tetapi kampus siap memastikan perlindungan bagi mahasiswa ketika perkuliahan aktif kembali,” katanya.
Baca juga: Kapolda DIY Melayat Mahasiswa Amikom yang Meninggal Penuh Luka



















