Headline.co.id (Jogja) ~ Dugaan penggunaan gas air mata kedaluwarsa oleh aparat Polda DIY mencuat ke publik setelah sebuah video viral di media sosial X pada Sabtu (30/8/2025). Video yang diunggah akun @merapi_uncover itu memperlihatkan selongsong gas air mata bertuliskan “USE BEFORE Maret 2022”. Unggahan tersebut menimbulkan kekhawatiran masyarakat, terutama karena gas air mata itu dipakai untuk membubarkan demonstran di area Polda DIY pada Jumat (29/8/2025) sore. Hingga kini, pihak kepolisian belum memberikan klarifikasi resmi.
Baca juga: Pria Asal Jakarta Timur Meninggal Mendadak di Kos Bantul, Polisi Pastikan Tanpa Tanda Kekerasan
Dalam video viral tersebut, terlihat canister gas air mata bertanda MU53-AR TEAR GAS CS POWDER LOT: 18/19 dengan keterangan masa pakai berakhir pada Maret 2022. Akun pengunggah menyebut, beberapa saksi mencium aroma gas yang mirip telur busuk, yang dikaitkan dengan kondisi zat kimia yang sudah kedaluwarsa.
“Min, maaf ganggu malam2 dan izin memberikan info. Kami menemukan beberapa canister gas air mata yang dipakai di demo Polda DIY sudah kedaluwarsa selama lebih dari 3 tahun… tolong share ya min, terima kasih,” tulis akun tersebut.
Upaya konfirmasi dilakukan Headline Media kepada Kepala Bidang Humas Polda DIY, Komisaris Besar Polisi Ihsan. Namun hingga berita ini diturunkan, pihak Polda DIY belum memberikan tanggapan terkait dugaan penggunaan gas air mata yang kedaluwarsa.
Baca juga: Sultan HB X Temui Massa Aksi di Polda DIY, Janji Fasilitasi Dialog dan Pastikan 8 Pendemo Dibebaskan
Diberitakan Sebelumnya, Kericuhan bermula saat aksi demonstrasi Aliansi Jogja Memanggil pada Jumat sore berujung ricuh di halaman Polda DIY, Depok, Sleman. Dua unit mobil terbakar, tenda polisi hangus, serta mesin ATM rusak akibat amukan massa. Beberapa mobil bahkan didorong hingga ke gerbang Polda sebelum ledakan terdengar di lokasi.
Sekitar pukul 18.54 WIB, polisi menembakkan gas air mata untuk mengurai kerumunan. Massa pun berlarian menyelamatkan diri, sementara api masih berkobar di area markas kepolisian.
Baca juga: Jerome Polin Sindir Dugaan Bayaran Buzzer Rp150 Juta per Post, Ingatkan Transparansi Uang Rakyat
Aksi tersebut digelar sebagai bentuk protes atas meninggalnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, serta sejumlah kasus kekerasan yang dituding melibatkan aparat. Aliansi Jogja Memanggil, yang terdiri dari forum ojol dan mahasiswa, juga menuntut reformasi menyeluruh di tubuh Polri serta pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Usut tuntas represivitas polisi dan hukum mati untuk penabrak Affan Kurniawan, 135 korban Kanjuruhan, pembunuh Afif Maulana dan Gamma, serta seluruh brutalitas lainnya di lapangan,” ujar Bungkus, Humas Aliansi Jogja Memanggil.
Baca juga: Ricuh di Polda DIY: Aksi Protes Kasus Kematian Ojol, Api Berkobar di Area SPKT





















