Headline.co.id (Jakarta) ~ Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang melanda 28 wilayah Indonesia pada Rabu (27/8/2025). Fenomena ini dipicu kombinasi suhu permukaan laut yang lebih hangat, aktivitas gelombang atmosfer, hingga pengaruh siklon tropis. Kondisi tersebut berpotensi memicu hujan lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi di sejumlah daerah.
Baca juga: Mensos Dukung Penerapan Digital Public Infrastructure untuk Perbaikan Penyaluran Bansos
BMKG menjelaskan, intensitas hujan di tengah musim kemarau kali ini dipengaruhi oleh Madden-Julian Oscillation (MJO) serta gelombang atmosfer aktif yang memicu pertumbuhan awan hujan. Selain itu, sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat Sumatra, Siklon Tropis KAJIKI di Laut Cina Selatan, serta Bibit Siklon 93W di utara Maluku Utara memperkuat potensi angin kencang dan gelombang tinggi.
“Waspada potensi banjir, tanah longsor, genangan, serta gangguan transportasi darat, laut, dan udara dalam beberapa hari ke depan,” tulis BMKG dalam keterangan resminya, Senin (25/8).
Baca juga: OJK Resmikan SPRINT, Sistem Perizinan Terintegrasi untuk Industri Jasa Keuangan
Wilayah Terdampak Cuaca Ekstrem
BMKG merinci lima provinsi berpotensi mengalami kombinasi hujan lebat dan angin kencang, yakni Bali, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Selain itu, 20 provinsi lain diprediksi diguyur hujan sedang hingga lebat, termasuk Aceh, Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan, Maluku, dan sebagian besar wilayah Papua. Sementara itu, potensi angin kencang diperkirakan terjadi di Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
Imbauan BMKG
BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan langkah antisipasi, di antaranya:
- Memantau pembaruan informasi cuaca dari kanal resmi BMKG.
- Menghindari aktivitas luar ruangan saat hujan lebat disertai petir.
- Membersihkan saluran drainase untuk mencegah genangan.
- Menunda perjalanan ke daerah rawan longsor bila tidak mendesak.
Nelayan dan pengguna jasa transportasi laut juga diminta berhati-hati terhadap risiko angin kencang dan gelombang tinggi yang dapat mengganggu keselamatan pelayaran.
BMKG menegaskan bahwa kewaspadaan dini menjadi kunci untuk meminimalisasi dampak cuaca ekstrem terhadap aktivitas masyarakat maupun sektor transportasi.
Baca juga: Dugaan Penganiayaan di Bantul: Pemuda Terluka Usai Dipepet Tiga Motor di Jalan Bantul






















