Headline.co.id (Jakarta) – Pemerintah resmi meluncurkan PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero) sebagai wujud transformasi besar BUMN di sektor pangan. Perusahaan ini lahir dari perubahan PT Yodya Karya (Persero), BUMN jasa konstruksi, yang kini beralih penuh ke bidang pangan berdasarkan SK Kementerian BUMN No. 32/MBU/02/2025 tertanggal 10 Februari 2025.
Pembentukan Agrinas Pangan Nusantara diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No. 2 Tahun 2025 yang ditandatangani Presiden Prabowo Subianto. Bersamaan dengan itu, dua BUMN karya lainnya juga bertransformasi: PT Virama Karya (Persero) menjadi PT Agrinas Jaladri Nusantara dengan fokus pada pertanian, dan PT Indra Karya (Persero) menjadi PT Agrinas Palma Nusantara untuk sektor perkebunan.
Langkah ini menjadi bagian strategi nasional memperkuat ketahanan pangan, mengoptimalkan produksi, pengolahan, hingga distribusi bahan pangan strategis. “Fungsi BUMN adalah menjamin hajat hidup orang banyak. Agrinas hadir sebagai lengan negara untuk menjawab kebutuhan pangan rakyat, dari hulu hingga hilir,” tegas Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, 16 Mei 2025.
Garap 425.000 Hektare Lahan Pangan
Agrinas mendapat mandat besar untuk mendukung program food estate dengan target mengelola total 425.000 hektare lahan produktif. Dari jumlah itu, 225.000 hektare akan digunakan untuk cetak sawah baru di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Sumatra Selatan, sedangkan 200.000 hektare lainnya ditargetkan selesai hingga akhir 2025.
Proyek Perdana di Baturaja
Debut proyek Agrinas dimulai di Baturaja, Sumatra Selatan, berkolaborasi dengan TNI Angkatan Darat dalam memanfaatkan lahan tidur milik negara. Tahap awal memanfaatkan 12.000 hektare lahan, dengan target 300 hektare dikelola pada tahun ini. Proyek ini menerapkan model pengelolaan terintegrasi dari hulu ke hilir, mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi pertanian.
Fokus utama produksi adalah komoditas berkarbohidrat tinggi seperti padi, jagung, dan ubi. Untuk mendukungnya, Agrinas akan membangun fasilitas Rice Milling Unit (RMU) serta penggilingan jagung modern. Pendekatan ini mencakup pengelolaan pascapanen demi memastikan rantai pasok yang efisien dan hasil berkualitas.
Tiga Pilar Strategis
Agrinas Pangan Nusantara bergerak dengan tiga pilar utama. Pertama, pilar pangan yang fokus pada ekstensifikasi dan intensifikasi lahan secara modern dan berkelanjutan. Kedua, pilar konsultan konstruksi yang mempertahankan keahlian historis perusahaan di bidang infrastruktur dan tata ruang. Ketiga, pilar konstruksi yang membangun sarana dan prasarana pendukung ekosistem pangan.
Pembiayaan perusahaan ini didukung oleh Danantara, badan pengelola investasi strategis aset negara, khususnya BUMN. Komisaris Agrinas, Ida Bagus Purwalaksana, menegaskan transformasi ini bukan sekadar pergantian nama. “Agrinas hadir karena kami percaya masa depan Indonesia ada pada kemampuannya menjaga kedaulatan pangan. Kita butuh ekosistem yang kuat, terhubung, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ida Bagus menambahkan, model bisnis terintegrasi yang diusung akan memberi dampak langsung pada kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional. “Dari lahan, budi daya, pascapanen, hingga distribusi, semua kami bangun menyeluruh demi masa depan pangan Indonesia,” tandasnya.




















