Headline.co.id (Jakarta) — Kementerian Agama (Kemenag) resmi meluncurkan program Family Orientation at the Mosque’s Site (FOREMOST), sebuah terobosan dalam pembinaan keluarga yang memposisikan masjid sebagai pusat pemulihan jiwa dan penguatan karakter umat. Langkah ini menjadi jawaban strategis atas berbagai tantangan sosial dan spiritual yang tengah melanda masyarakat Indonesia.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya reorientasi fungsi masjid. Tidak lagi sekadar sebagai tempat ibadah ritual, masjid didorong menjadi episentrum layanan spiritual, edukasi, konseling, dan pemberdayaan keluarga.
“Masjid harus kita reorientasikan sebagai pusat pemulihan jiwa dan pembentukan karakter umat. Dalam konteks itu, keluarga adalah pilar utama,” ujar Nasaruddin saat menutup Saraloka Kemasjidan dan Kick-Off Program FOREMOST di Jakarta, Selasa (8/7).
Menag menilai krisis sosial tidak bisa diselesaikan hanya dengan pendekatan sektoral. Ia menekankan pentingnya peran institusi keagamaan yang mampu menjangkau langsung jantung masyarakat: keluarga.
“Mari kita ubah cara pandang terhadap masjid. Dari tempat ritual menjadi pusat peradaban. Dari tempat berkumpul menjadi ruang membina dan menyatukan,” tegasnya.
Kolaborasi Nasional untuk Ketahanan Keluarga
Program FOREMOST tidak berdiri sendiri. Dirancang sebagai model nasional pembinaan keluarga berbasis masjid, program ini akan menjadi platform kolaboratif antara takmir masjid, penyuluh agama, hingga mediator keluarga.
Abu Rokhmad, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, menjelaskan bahwa agenda pembinaan dalam program ini mencakup edukasi peran orang tua, bimbingan pranikah, konseling rumah tangga, hingga literasi ekonomi keluarga.
“FOREMOST menyentuh akar persoalan keluarga modern. Ini bukan program simbolik, tapi menyasar langsung problematika riil di lapangan,” ujarnya.
Ia menambahkan, program ini akan dijalankan melalui pendekatan pentahelix, yang melibatkan pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha, dan media.
“Kami ingin semua bergerak bersama. Masjid menjadi simpulnya, dan keluarga jadi fokusnya,” katanya.
FOREMOST juga dirancang sebagai respons atas isu-isu kontemporer seperti penurunan angka pernikahan, krisis pengasuhan anak, dan melemahnya ikatan spiritual dalam keluarga. Pendekatan yang digunakan pun kontekstual, namun tetap berpijak pada nilai-nilai Islam.
Lebih dari 28 Ribu Masjid Siap Bergerak
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, mengungkapkan bahwa peluncuran FOREMOST ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara BP4 Pusat dan Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Pusat, yang menjadi dasar operasional pelaksanaan di lapangan.
“Ada lebih dari 28.000 BKM yang akan menjadi mitra pelaksana. Kami dorong setiap BKM untuk bermitra dengan mediator keluarga agar layanan pembinaan keluarga di masjid berjalan optimal,” jelas Arsad.
Kick-Off Program FOREMOST juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Peaceful Muharam yang diikuti oleh 300 peserta luring dari berbagai BKM dan mitra strategis, serta ratusan peserta daring dari seluruh Indonesia.
Dengan diluncurkannya FOREMOST, Kemenag berharap masjid tak lagi hanya menjadi ruang ibadah, melainkan rumah besar yang menyatukan keluarga, membangun karakter, dan memperkuat fondasi peradaban bangsa.





















