Headline.co.id (Probolinggo) ~ Kasus pembunuhan seorang wanita kembali mengguncang Jawa Timur. Dwi Nurtikki Damayanti (25), warga Probolinggo, ditemukan tewas dengan delapan luka tusuk di tubuhnya. Ironisnya, pelaku pembunuhan adalah suaminya sendiri, Didik (25), yang kini telah diamankan oleh pihak kepolisian.
Baca juga: Pemkab Sleman Somasi Produsen Miras ‘Kaliurang’, Dinilai Cemarkan Citra Wisata dan Budaya
Hubungan pasangan suami istri ini memang tak lagi harmonis. Meski masih terikat pernikahan secara sah, keduanya telah pisah ranjang—Dwi tinggal di Probolinggo, sedangkan Didik kembali ke rumah orang tuanya di Lumajang.
Pertemuan terakhir mereka terjadi pada awal April lalu di salah satu hotel di Probolinggo. Di tempat itu, keduanya sempat melakukan hubungan badan. Namun suasana intim tersebut berubah menjadi pertengkaran hebat setelah Didik mempersoalkan dugaan perselingkuhan Dwi.
“Pelaku dan korban sempat melakukan hubungan intim, pelaku dan korban masih suami istri sah dan belum cerai. Mereka bertengkar di dalam kamar karena cemburu, pelaku menuduh korban memiliki pria lain,” ungkap Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Putra Adi Fajar Winarsa, dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (22/4).
Baca juga: Laka Lantas Libatkan Tiga Motor di Depan Kampus Unjaya Sleman, Tiga Orang Luka dan Dirawat di RS
Pertengkaran tersebut tidak berhenti di hotel. Saat keduanya keluar, emosi Didik semakin memuncak hingga akhirnya berubah menjadi tragedi berdarah di jalan Alas Malang, Desa Tarokan, Kecamatan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo. Di lokasi itulah Didik menusuk Dwi secara brutal.
Menurut Fajar, tubuh Dwi mengalami delapan luka tusuk, dengan titik fatal berada di leher, paha, dan perut. “Korban meninggal dunia akibat kehabisan darah,” jelasnya.
Setelah membunuh istrinya, Didik sempat mencoba menghilangkan jejak. Ia membuang pisau yang digunakan untuk membunuh ke sungai, begitu pula dengan telepon genggam milik korban.
“Pelaku membuang pisau dan HP korban sebelum akhirnya melarikan diri ke Bali,” tutur Fajar.
Langkah Didik sempat menyulitkan pihak kepolisian dalam proses identifikasi dan penelusuran. Tidak adanya saksi di sekitar lokasi kejadian menambah kompleksitas penyelidikan. Namun, sebuah kesaksian dari teman kerja korban menjadi titik terang.
“Beruntung ada saksi kunci. Sebelum kejadian, korban sempat curhat ke rekannya bahwa dia memiliki masalah dengan suaminya dan bahkan diancam akan dibunuh,” beber Fajar.
Kini, kasus ini sedang dalam proses hukum lebih lanjut. Pihak kepolisian memastikan akan mengusut tuntas kasus pembunuhan berencana yang menimpa Dwi, seorang istri muda yang nyawanya direnggut oleh orang terdekatnya sendiri.





















