Headline.co.id (Bantul) ~ Momentum peringatan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, menjadi refleksi penting dalam meneguhkan kembali semangat emansipasi wanita di Indonesia. Di tengah dinamika zaman, sosok AKBP Novita Eka Sari muncul sebagai potret nyata Kartini masa kini yang mampu menyeimbangkan peran sebagai pemimpin, istri, sekaligus ibu.
Baca juga: Arus Balik Long Weekend Paskah: Lonjakan Penumpang Kereta di Daop 6 Capai 45%
Perwira menengah Polri yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 2005 ini kini menjabat sebagai Kapolres Bantul. Ia menjadi ‘Srikandi’ ketiga yang memegang tongkat komando di wilayah hukum Polda DIY, menunjukkan bahwa perempuan juga mampu mengemban tanggung jawab besar di institusi kepolisian.
Menurut Novita, peringatan Hari Kartini bukan sekadar seremoni, melainkan momen penting untuk mendorong perubahan cara pandang terhadap perempuan di masyarakat.
“Pandangan ini akan memberikan inspirasi dan arahan bagi semua perempuan untuk terlibat aktif dalam mempromosikan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan,” ungkap Novita saat ditemui Senin (21/4/2025).
Baca juga: Tragis! Buruh Harian di Bantul Ditemukan Meninggal Dunia di dalam Rumah
Ia menekankan bahwa semangat Kartini harus terus dijaga, terlebih di era digital seperti sekarang. Perempuan masa kini harus mampu mengambil peran dan berkarya di berbagai bidang, tanpa kehilangan jati diri dan kodratnya.
“Perjuangan Kartini identik dengan emansipasi perempuan, namun emansipasi tersebut jangan sampai kebablasan atau melupakan kodrat dasar seorang perempuan seperti berumah tangga, melahirkan hingga mengurus anak,” ujarnya.
Menjadi pemimpin perempuan di institusi kepolisian bukan hal mudah. Novita menyebut, jabatan yang ia emban merupakan tantangan besar yang menuntut dedikasi dan kerja keras.
Baca juga: Diduga Micro Sleep, Minibus Terguling di Sentolo: Polisi Ungkap Kronologinya Lengkapnya
“Ini merupakan tantangan terbesar yang harus saya jawab dengan memberikan kinerja terbaik saya,” tuturnya.
Di balik kesibukannya, ia tetap berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara tugas negara dan keluarga. Novita yang berasal dari Bengkulu ini mengaku bahwa menjadi Kapolres di Yogyakarta adalah tantangan tersendiri.
“Tentunya menjadi polisi di Yogyakarta dan sekitarnya merupakan tantangan besar, mengingat kondisi Yogyakarta bagaikan miniatur Indonesia,” jelasnya.
Tak hanya itu, AKBP Novita juga dikenal aktif melibatkan Polisi Wanita (Polwan) dalam kegiatan strategis, mulai dari patroli bermotor hingga pengamanan aksi unjuk rasa. Hal ini menjadi bukti bahwa ruang bagi perempuan di institusi kepolisian semakin terbuka luas.
Baca juga: Kecelakaan Maut di JJLS Gadingsari Sanden, Satu Pengendara Motor Meninggal Dunia di Tempat
“Jadi peluang atau kesempatan itu sudah diberikan, tinggal bagaimana perempuan-perempuan di Indonesia itu menangkap kesempatan itu dan menunjukkan bahwa kita juga mampu memberikan kontribusi,” ujarnya tegas.
Meski pekerjaannya menuntut banyak waktu dan energi, Novita tetap berusaha menjalankan peran sebagai ibu dan istri. Ia tak segan menyisihkan waktu untuk keluarganya, bahkan di sela kesibukannya.
“Di tengah-tengah kesibukan, kadang saya masih sering menyempatkan menelepon anak-anak,” ungkapnya dengan senyum.
Menutup perbincangan, AKBP Novita berpesan agar para perempuan Indonesia terus mengembangkan diri, menambah ilmu, dan tak cepat merasa puas.
“Jadi Kartini masa kini haruslah Kartini yang memberikan manfaat positif dengan hadirnya dia di tengah-tengah siapa pun,” pungkasnya.
Semangat Kartini tak pernah padam. Lewat dedikasi dan keteladanan AKBP Novita Eka Sari, harapan akan perempuan yang tangguh dan berdaya terus menyala terang di bumi pertiwi.
Baca juga: Tragis! Tabung Sabun Meledak di Sewon Bantul, Satu Remaja Orang Tewas