Ketentuan Bayar Fidyah Puasa 1 Hari Berapa Kg Beras? Simak Penjelasan Lengkapnya ~ Headline.co.id (Jakarta). Umat Muslim yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa Ramadan karena alasan syar’i, seperti sakit parah, usia lanjut, ibu hamil atau menyusui, serta musafir yang memenuhi syarat, diwajibkan untuk menggantikan puasa yang tertinggal dengan membayar fidyah.
Baca juga: Hadits dan Keutamaan Puasa Syawal: Pelengkap Ibadah Ramadhan yang Sarat Berkah
Fidyah merupakan bentuk amal ibadah berupa pemberian sejumlah makanan pokok kepada fakir miskin sebagai ganti dari ibadah puasa yang tidak dapat dilaksanakan. Salah satu pertanyaan yang kerap muncul di kalangan umat adalah mengenai besaran fidyah yang harus dikeluarkan untuk satu hari puasa yang ditinggalkan, khususnya dalam bentuk beras.
Besaran Fidyah Menurut Ulama
Secara umum, para ulama sepakat bahwa besaran fidyah untuk satu hari puasa yang ditinggalkan adalah satu mud makanan pokok. Satuan “mud” merupakan satuan takaran tradisional yang digunakan pada zaman Nabi Muhammad SAW. Namun, perihal konversi satuan mud ke dalam satuan modern seperti kilogram tidaklah seragam dan menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Baca juga: Hukum Crypto dalam Islam: Antara Inovasi Finansial dan Prinsip Syariah
Mengetahui Ukuran Satu Mud
Mayoritas ulama, yang meliputi mazhab Syafi’i, Maliki, dan Hambali, berpendapat bahwa satu mud setara dengan sekitar 675 hingga 750 gram beras. Pendapat ini banyak dianut oleh komunitas Muslim di Indonesia. Dengan demikian, berdasarkan pendapat mayoritas tersebut, besaran fidyah yang wajib dikeluarkan untuk satu hari puasa adalah sekitar 675–750 gram beras.
Di sisi lain, terdapat pula pendapat dari sebagian ulama mazhab Hanafi yang mengartikan satu mud sebagai setengah sha’ (صاع). Menurut perhitungan mereka, satu sha’ jika dikonversikan diperkirakan mencapai 3,2 hingga 3,8 kilogram, sehingga satu mud menurut pandangan ini setara dengan sekitar 1,6 hingga 1,9 kilogram beras. Perbedaan pendapat ini memberikan kelonggaran bagi umat Muslim untuk memilih ukuran fidyah yang sesuai dengan keyakinan masing-masing dan kondisi fakir miskin di lingkungan sekitarnya.
Baca juga: Teks Bacaan Takbir Idul Fitri Panjang dan Pendek Lengkap Lafadz Arab, Latin, dan Artinya Lengkap
Perbedaan angka tersebut tidaklah mengurangi keutamaan dan pentingnya pembayaran fidyah sebagai bentuk pengganti puasa yang tertinggal. Para ulama menekankan bahwa inti dari fidyah adalah pemenuhan kewajiban sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat kesehatan dan kemampuan yang diberikan Allah SWT, sekaligus sebagai sarana untuk membantu meringankan beban fakir miskin. Dengan demikian, memilih memberikan fidyah dalam jumlah yang lebih besar, seperti sesuai pendapat Hanafi, dapat dilihat sebagai upaya kehati-hatian dan wujud kepedulian sosial yang tinggi.
Fidyah Tidak Harus Beras
Dalam praktiknya, fidyah tidak hanya diberikan dalam bentuk beras. Di berbagai daerah, fidyah dapat pula diserahkan dalam bentuk makanan pokok lain yang lazim dikonsumsi masyarakat setempat, misalnya jagung atau gandum. Selain itu, beberapa ulama juga memperbolehkan penggantian fidyah dengan uang, asalkan jumlah uang tersebut setara dengan harga makanan pokok yang menjadi ukuran fidyah. Hal ini tentunya memudahkan bagi umat yang tidak memiliki akses langsung terhadap beras atau makanan pokok lainnya.
Baca juga: Apakah Musafir Boleh Tidak Puasa? Inilah Ketentuan dan Panduan Lengkap Sesuai Syariat Islam
Pentingnya Niat
Sebagai tambahan, niat yang ikhlas dan kesungguhan dalam melaksanakan kewajiban fidyah menjadi aspek yang paling utama. Umat Muslim diimbau untuk selalu mengedepankan niat dan keyakinan bahwa pembayaran fidyah adalah salah satu bentuk ketaatan kepada perintah agama serta sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian, pembayaran fidyah tidak hanya sekadar pengganti ibadah puasa, melainkan juga menjadi amal sosial yang mendatangkan keberkahan bagi seluruh umat.
Di daerah kita dan sekitarnya, lembaga keagamaan serta pengurus masjid setempat aktif memberikan penyuluhan mengenai tata cara dan besaran fidyah. Melalui ceramah, pengumuman, dan diskusi antar tokoh agama, masyarakat diharapkan dapat memahami perbedaan pendapat yang ada dan memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kondisi mereka. Kesatuan dan kekompakan dalam pelaksanaan fidyah menjadi salah satu upaya untuk menjaga solidaritas umat, sekaligus mendukung kesejahteraan fakir miskin.
Sebagai kesimpulan, besaran fidyah berupa beras untuk satu hari puasa yang tertinggal ditetapkan berdasarkan satu mud. Mayoritas ulama menyatakan bahwa satu mud setara dengan sekitar 675–750 gram beras, sedangkan sebagian ulama mazhab Hanafi menyebutnya mencapai 1,6–1,9 kilogram. Umat Muslim dianjurkan untuk memilih salah satu pendapat dan melaksanakannya dengan penuh keikhlasan, demi menyempurnakan ibadah dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Semoga dengan pelaksanaan fidyah yang tepat, keberkahan dan rahmat Allah senantiasa mengiringi setiap amal ibadah umat.
Baca juga: Zakat Fitrah: Panduan Lengkap Niat dan Tata Cara untuk Diri Sendiri, Keluarga, dan Orang Lain





















