Keistimewaan 10 Hari Terakhir Ramadhan: Menyelami Malam Lailatul Qadar dan Pentingnya Ibadah Lebih Intensif ~ Headline.co.id (Jakarta). Menjelang akhir bulan Ramadhan, umat Muslim di seluruh dunia diminta untuk semakin giat meningkatkan ibadah di 10 hari terakhir Ramadhan. Sebagian besar ulama sepakat bahwa malam Lailatul Qadar, malam penuh berkah yang dijanjikan ganjaran berlipat, terletak pada 10 hari terakhir Ramadhan, meskipun kapan tepatnya malam tersebut terjadi masih dirahasiakan oleh Allah SWT.
Baca juga: Doa Buka Puasa Dzahaba: Lafaz, Makna, dan Keutamaannya
Dilansir Headline Media dari kanal YouTube Bousal TV pada Rabu, 19 Maret 2025, rahasia yang disimpan Allah mengenai malam Lailatul Qadar memiliki hikmah tersendiri. Dengan merahasiakan waktu yang tepat, Allah mendorong setiap muslim untuk meningkatkan ibadah secara menyeluruh selama 10 hari terakhir. Hal ini mengingatkan umat Islam untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan, dengan memperbanyak ibadah seperti sholat tarawih, i’tikaf, dan sedekah, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Keistimewaan malam Lailatul Qadar tak hanya terletak pada pahala yang berlipat ganda, tetapi juga sebagai momentum untuk memperbaiki diri. Misalnya, sedekah sebesar Rp10.000 yang diberikan pada malam tersebut bisa dilipatgandakan sehingga seolah-olah setara dengan sedekah selama seribu bulan. Dengan begitu, setiap amal baik yang dilakukan di malam-malam penuh berkah ini memiliki potensi mendapatkan ganjaran yang luar biasa.
Baca juga: Doa Ramadhan Hari ke-20: Memohon Pintu Surga dan Ketenangan Hati
Di sisi lain, para ulama mengingatkan agar 10 hari terakhir Ramadhan tidak disia-nyiakan untuk hal-hal yang melalaikan, seperti pergi ke mal atau mencari baju lebaran. Sebagai gantinya, umat Muslim dianjurkan untuk memfokuskan diri pada ibadah dan amalan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga setiap detik yang berlalu bisa dimanfaatkan untuk meraih keberkahan dan pengampunan.
Dikutip dari kemenag.go.id, terdapat sebuah riwayat yang menceritakan bahwa Nabi SAW sangat bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ibadah di 10 hari terakhir Ramadhan.
“Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut. (HR. Muslim)
Baca juga: Hukum Zakat Fitrah bagi Perantau: Wajib di Tempat Tinggal atau Bisa Dipindahkan?
Hadist tersebut menunjukkan keutamaan semangat beribadah di 10 hari terakhir Ramadhan. Hadist ini menceritakan sosok baginda Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling giat dalam meraih ridha Allah SWT dengan bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu-waktu penuh keutamaan dengan meningkatkan kualitas ketaatan, beribadah, bertaqarrub, beri’tikaf, dan mengajak anggota keluarga untuk beribadah. Kesungguhan beliau beribadah di 10 hari terakhir Ramadhan melebihi kesungguhan beribadah di waktu selainnya.
Kalimat “bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir” menunjukkan anjuran untuk tidak kendor dalam beribadah di akhir Ramadhan sebagaimana fakta di masyarakat. Hadis ini menunjukkan kesungguhan beliau dalam giat beribadah sepanjang Ramadhan.
Semua hari di bulan Ramadan sangat istimewa dan semua muslim disarankan untuk melakukan ibadah dengan baik. Namun, 10 hari terakhir Ramadan sangat istimewa. Ada banyak keutamaan di sepertiga bulan terakhir itu hingga Rasulullah pun mengencangkan ibadahnya.
Dengan semangat untuk meraih malam Lailatul Qadar dan memperbanyak amal shaleh, diharapkan setiap muslim dapat menjalani 10 hari terakhir Ramadhan dengan penuh kesungguhan. Semoga ibadah yang dilakukan diterima oleh Allah SWT dan membawa keberkahan serta kebaikan yang melimpah bagi seluruh umat Islam.
Baca juga: Doa Setelah Wudhu: Memperteguh Ibadah dan Meraih Keutamaan Surga





















