Waktu Terbaik untuk Sahur Menurut Sunnah, Momen untuk Optimalkan Keberkahan Ramadan ~ Headline.co.id (Jakarta). Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh berkah, di mana setiap ibadah memiliki keutamaan yang besar. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan adalah sahur, karena Rasulullah SAW bersabda “Ambillah sahur, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 770).
Baca juga: Bagaimana Hukum Pekerjaan yang Bersinggungan dengan Ritual Keagamaan Non-Muslim?
Tak sedikit dari kita mengabaikan waktu sahur karena berbagai macam alasan, berdasarkan hadist di atas bahwa Nabi SAW menganjurkan umatnya untuk melakukan makan sahur. Poin pentingnya agar mendapatkan keberkahan maksimal.
Menentukan waktu sahur jam berapa bukan hanya sekadar mengikuti anjuran agama, tetapi juga memiliki manfaat bagi kesehatan dan spiritualitas. Makan sahur mendekati waktu Subuh membantu tubuh tetap memiliki energi yang cukup untuk menjalankan aktivitas harian.
Baca juga: Bagaimana Hukum Pekerjaan yang Bersinggungan dengan Ritual Keagamaan Non-Muslim?
Keutamaan Sahur Menurut Sunnah
Hadits di atas menekankan bahwa sahur memiliki nilai istimewa. Dengan makan sahur, seorang Muslim tidak hanya mendapatkan kekuatan fisik untuk menjalani puasa, tetapi juga memperoleh keberkahan serta kesempatan untuk mendapatkan ampunan dosa. Keberkahan tersebut semakin bertambah apabila sahur dilakukan dengan cara yang sesuai dengan tuntunan Nabi SAW.
Waktu Ideal untuk Sahur
Menurut hadits-hadits shahih, sahur sebaiknya dilakukan mendekati waktu adzan subuh. Beberapa poin penting terkait waktu sahur adalah:
Disarankan untuk makan sahur hingga mendekati waktu adzan subuh. Menurut sunnah, lebih baik menyelesaikan sahur sekitar setengah jam sebelum terbitnya adzan. Hal ini menunjukkan bahwa umat Islam dianjurkan untuk tidak makan terlalu awal, seperti dua atau tiga jam sebelum subuh, agar manfaatnya lebih maksimal.
Baca juga: Hikmah di Balik Sunnah Berbuka dan Sahur, Sudahkah Kita Mengamalkannya?
Diriwayatkan pula bahwa Nabi SAW bersabda, “Jika kamu mendengar adzan Bilal, berhentilah makan,” yang menunjukkan bahwa proses makan harus segera dihentikan begitu azan berkumandang. Meski demikian, ada juga riwayat dari Imam Ahmad yang menyebutkan bahwa jika seseorang masih dalam proses mengunyah dan makanan belum tertelan, sebaiknya diselesaikan terlebih dahulu selama tidak mengganggu kekhusyukan azan.
Penyesuaian dengan Kondisi Lapangan
Dalam praktiknya, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait batas waktu sahur. Beberapa masjid menampilkan tabel imsak yang menyarankan agar makanan sahur dihentikan sekitar 4-5 menit sebelum azan. Namun, para ulama menekankan pentingnya keselarasan dengan sunnah Nabi SAW.
Jika terdengar beberapa azan dari masjid-masjid yang berbeda, umat Islam disarankan memilih azan yang terdengar terakhir sebagai tolok ukur, asalkan jarak dan waktu antar azan tersebut sangat berdekatan.
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Sahur? Ini Jawaban Menurut Imam Lintas Mazhab
Kesimpulan
Sahur merupakan momentum penting dalam menjalani puasa Ramadan yang tidak hanya memberikan kekuatan fisik, tetapi juga membawa keberkahan dan ampunan. Dengan mengikuti sunnah Nabi SAW, umat Islam dianjurkan untuk:
Makan sahur hingga mendekati waktu azan subuh (idealnya sekitar setengah jam sebelum azan).
Berhenti makan segera ketika mendengar azan sebagai bentuk kepatuhan terhadap tuntunan Nabi SAW. Menyelaraskan waktu sahur dengan kondisi lapangan serta pedoman yang diberikan oleh masjid setempat.
Dengan demikian, menjalankan sahur sesuai dengan waktu terbaik akan mengoptimalkan keberkahan Ramadan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ulama banyak yang menyebutkan bahwa makan sahur dapat memperkuat tubuh, membantu menjaga kesehatan selama berpuasa, serta memberikan kesempatan untuk memanjatkan doa dan beristighfar di sepertiga malam terakhir.
Baca juga: Ternyata Ini Hal-Hal yang Membatalkan Puasa Ramadhan, Apa Saja?





















