Perubahan Iklim Ancam Masa Depan Generasi Muda, BMKG: Butuh Aksi Nyata
Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyoroti dampak mengkhawatirkan dari perubahan iklim, khususnya bagi generasi muda.
“Generasi Z dan Alpha akan menjadi generasi yang paling merasakan dampak dari perubahan iklim,” ujar Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, seperti dikutip Headline.co.id, Kamis (22/8/2024).
Dwikorita menegaskan bahwa perubahan iklim bukanlah isapan jempol belaka, melainkan realitas yang terjadi di Bumi. Hal ini terlihat dari meningkatnya suhu udara, terganggunya siklus hidrologi, dan maraknya bencana hidrometeorologi di berbagai belahan dunia.
“Oleh karena itu, saya yakin anak-anak muda yang jumlahnya mendominasi penduduk Indonesia bisa memberikan dampak signifikan terhadap aksi perubahan iklim,” kata Dwikorita.
Data Badan Meteorologi Dunia (WMO) menunjukkan bahwa tahun 2023 merupakan tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,45 derajat Celcius di atas zaman praindustri.
BMKG memproyeksikan kenaikan suhu udara di Indonesia hingga 3,5 derajat Celcius dibandingkan zaman praindustri di tahun 2100. Akibatnya, negara-negara di dunia berpotensi menghadapi bencana hidrometeorologi dan kelangkaan air, yang akan berdampak pada krisis pangan.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan bahwa kegagalan mitigasi dan adaptasi iklim merupakan risiko global terbesar. “Dampak negatif perubahan iklim menuntut perlunya respons global untuk melakukan aksi mitigasi dan adaptasi,” tegas Ardhasena.
Kunci keberhasilan upaya penanggulangan perubahan iklim terletak pada kesadaran dan pengetahuan masyarakat, terutama generasi muda. “Mereka adalah generasi yang akan paling terpapar dampak perubahan iklim dan bertanggung jawab untuk menanggulanginya,” imbuh Ardhasena.
Menurut BMKG, target Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celcius dari tingkat praindustri hanya dapat dicapai melalui aksi nyata dan terukur. Selain itu, dibutuhkan juga upaya untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) ke-13, yakni aksi iklim.
“Saya mendorong kesadaran dan tindakan yang masif dalam berbagai tingkatan untuk melakukan aksi iklim yang nyata dan terukur,” pungkas Ardhasena.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240822180749-4-565635/ada-ancaman-intai-umat-manusia-plt-kepala-bmkg-ini-bukan-hoax.



















