Reshuffle Kabinet Berpotensi Tingkatkan Ketidakpastian Pasar
Headline.co.id, Jakarta – Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) menilai perombakan kabinet (reshuffle) yang baru saja dilaksanakan berpotensi meningkatkan ketidakpastian pasar.
“Reshuffle dapat memicu perubahan regulasi dalam waktu dekat, sehingga menimbulkan risiko dampak negatif terhadap pasar,” ujar Direktur Eksekutif CSIS, Yose Rizal Damuri, dalam keterangan resmi, Senin.
Yose menjelaskan, meskipun peraturan yang dikeluarkan setelah reshuffle bersifat positif, pasar tetap akan menganggap adanya ketidakpastian di masa depan.
“Dunia usaha tidak yakin apakah regulasi positif ini akan terus berlanjut,” ungkapnya.
Senada dengan Yose, Peneliti Senior CSIS Deni Friawan juga menilai reshuffle akan berdampak tidak langsung pada perekonomian. Pasar akan merespons dengan kekhawatiran, mengingat sisa masa pemerintahan Presiden Joko Widodo hanya sekitar satu setengah bulan lagi.
“Pasar melihatnya dengan khawatir, yang berarti akan meningkatkan ketidakpastian,” kata Deni.
Reshuffle kabinet yang dilakukan hari ini telah mengganti beberapa posisi menteri, di antaranya Menteri Hukum dan HAM dari Yasonna Laoly ke Supratman Andi Agtas, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dari Arifin Tasrif ke Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dari Bahlil Lahadalia ke Rosan Roeslani, serta Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika yang diisi oleh Angga Raka Prabowo.
Yose menambahkan, ketidakpastian pasar juga dapat berdampak pada performa ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan transisi pasca reshuffle berjalan dengan baik untuk meminimalisir dampak negatif tersebut.
sumber: https://www.antaranews.com/berita/4271059/ekonom-menilai-reshuffle-tingkatkan-risiko-ketidakpastian-pasar.
















