Mewujudkan Masyarakat Sejahtera: Tantangan Presiden-Wapres Prabowo-Gibran
Jakarta – Dalam pidato monumentalnya saat menyampaikan gagasan Pancasila pada 1 Juni 1945, Soekarno menyamakan kemerdekaan Indonesia dengan “jembatan emas” menuju masyarakat sejahtera. Cita-cita luhur ini menjadi tantangan berat bagi pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Indikator Kesejahteraan
Kesejahteraan masyarakat diukur berdasarkan tiga indikator utama: pangan, papan, dan sandang. Namun, dalam kondisi mendesak, faktor pangan dan papan menjadi prioritas sementara sandang dapat ditunda.
Selain itu, akses pendidikan yang mudah bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu juga berperan krusial karena pendidikan merupakan kunci untuk memutus mata rantai kemiskinan.
Kemiskinan Ekstrem
Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Pulau Jawa menyumbang lebih dari setengah perekonomian nasional, diikuti oleh Pulau Sumatera. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kedua pulau ini tidak serta-merta mengurangi tingkat kemiskinan secara merata.
Meski terjadi penurunan angka kemiskinan sejak Maret 2021, target pemerintah Joko Widodo untuk menghapus kemiskinan pada masa pemerintahannya belum tercapai. Presiden terpilih Prabowo Subianto bertekad menurunkan kemiskinan menjadi 6% pada 2029 dan menghilangkan kemiskinan ekstrem pada 2026.
Strategi Mengatasi Kemiskinan
Pemerintahan Prabowo-Gibran perlu melakukan terobosan untuk menurunkan kemiskinan. Anggaran yang besar akan dialokasikan untuk melanjutkan program bantuan langsung tunai (BLT), bansos, dan Program Keluarga Harapan (PKH) yang terbukti efektif.
Selain itu, dua program strategis yang dapat diimplementasikan adalah:
* Program peningkatan pendapatan dan pemberdayaan masyarakat
* Program pengurangan jumlah kantong kemiskinan
Program pemberdayaan akan memberikan warga miskin kekuatan mandiri untuk keluar dari kemiskinan, berbeda dengan program bantuan pemerintah yang berisiko menjadikan masyarakat kembali miskin setelah bantuan berakhir.
Ketahanan Pangan
Kelangkaan cadangan beras saat ini menjadi momentum untuk mengembangkan diversifikasi pangan lokal sumber karbohidrat. Masyarakat Indonesia yang terlalu bergantung pada beras perlu didorong untuk mengonsumsi sumber karbohidrat alternatif seperti singkong, jagung, ubi jalar, dan sorgum.
Pemerintah perlu mengedukasi warga tentang pentingnya mengonsumsi makanan sehat dari keanekaragaman hayati Indonesia, seperti sagu, sayuran berdaun hijau, dan protein hewani.
Pemenuhan Papan
Pemenuhan kebutuhan papan yang layak masih menjadi masalah besar bagi masyarakat rentan. Program pembangunan rumah layak huni yang digulirkan pemerintah belum mampu menyelesaikan persoalan kekurangan rumah.
Pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan membentuk atau menghidupkan kembali Kementerian Perumahan Rakyat untuk mengoordinasikan berbagai kementerian terkait dan mencari solusi inovatif.
Janji untuk menyediakan 3 juta rumah per tahun harus dibarengi dengan strategi komprehensif yang melibatkan sumber pendanaan yang besar dan skema pembiayaan yang terjangkau.
Dengan melakukan upaya-upaya strategis di bidang kesejahteraan, pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan dapat mewujudkan mimpi Bung Karno untuk membangun masyarakat Indonesia yang sejahtera dan bermartabat.
sumber: https://www.antaranews.com/berita/4267039/kemerdekaan-dan-kesejahteraan-rakyat-paripurna.

















