Bambu Runcing Berdoa, Senjata Ampuh Lawan Penjajah di Awal Kemerdekaan
Jakarta, Headline.co.id – Saat Soekarno menggaungkan kemerdekaan pada Agustus 1945, Indonesia seakan tak memiliki apa pun. Hanya semangat juang dan doa rakyat yang menjadi pegangan untuk bertahan dari ancaman penjajahan.
Kisah seorang kiai bernama Subkhi di Surabaya menjadi bukti nyata kekuatan doa. Sebelum pertempuran melawan Belanda, Kiai Subkhi melantunkan doa untuk pasukan pejuang. Ajaibnya, doa tersebut membuat musuh kocar-kacir.
Sejarah mencatat, pasca kemerdekaan, Belanda dan pasukan sekutu kembali menginvasi Indonesia. Masyarakat Indonesia bertekad melawan, meski tak memiliki persenjataan yang memadai. Mereka hanya berbekal senjata api rampasan Jepang yang jumlahnya terbatas.
Namun, rakyat Indonesia tak kehilangan akal. Mereka mengolah pohon bambu dan mengasah ujungnya hingga runcing. Terciptalah senjata sederhana namun ampuh: bambu runcing.
Menurut penuturan Saifudin Zuhri dalam buku “Guruku Orang-orang dari Pesantren” (2001), kekuatan bambu runcing tak hanya terletak pada ketajaman ujungnya. Kiai Subkhi dan para ulama lainnya melantunkan doa untuk senjata tradisional tersebut.
“Tahun 1945 di Parakan, Temanggung, ada seorang kiai sepuh bernama Subkhi yang sangat dihormati,” tutur Zuhri.
Ribuan orang berbondong-bondong datang ke Parakan sebelum pertempuran. Mereka membawa bambu runcing untuk didoakan oleh Kiai Subkhi.
“Setiap terjadi pertempuran, tak kurang dari 10 ribu orang datang ke Parakan,” kata Zuhri.
Dengan khidmat, Kiai Subkhi melantunkan doa, “Bismi Allahi, Ya Hafidzu, Allah Akbar. Ya Tuhan Maha Pelindung, Allah Maha Besar!”
Doa tersebut membangkitkan semangat juang para pejuang. Mereka percaya bahwa bambu runcing yang telah didoakan memiliki kekuatan yang luar biasa.
“Setelah memperoleh doa dari Kiai Subkhi, anak-anak ini mempunyai kebulatan hati yang tak tergoyahkan dan ketabahan untuk bertawakal kepada Allah SWT,” ujar Zuhri.
Alhasil, bambu runcing yang berdoa menjadi senjata ampuh melawan penjajah. Meski Belanda dan sekutu memiliki persenjataan modern, mereka dibuat kocar-kacir oleh perlawanan rakyat Indonesia.
Pada Pertempuran Surabaya 1945, rakyat Indonesia dengan bambu runcingnya berhasil mengusir ribuan tentara terlatih Belanda. Kekuatan doa dan semangat juang terbukti mampu menaklukkan segala rintangan.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/entrepreneur/20240808122447-25-561360/akibat-doa-kiai-di-bambu-runcing-belanda-langsung-kocar-kacir.





















