Headline.co.id, Jogja, 12 Februari 2024 – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Penyelamat Demokrasi mengguncang kota Jogja dengan aksi demonstrasi menuntut pemulihan kondisi demokrasi yang mereka klaim terancam. Dengan semangat yang membara, mereka menggelar aksi di depan Istana Presiden Gedung Agung Jogja pada Minggu (11/2/2024), menyoroti sejumlah isu krusial menjelang Pemilu 2024.
Baca juga: Pelanggaran Etik KPU dan MK Akan Dikenang Selamanya, Kata Koordinator Jaringan Gusdurian
Aksi yang dimulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali ini tidak hanya menarik perhatian masyarakat setempat, namun juga mencuri perhatian dari segenap lapisan masyarakat di sepanjang Jalan Malioboro. Teriakan dan orasi bergema menyuarakan ketidakpuasan terhadap kondisi demokrasi yang dipandang semakin rapuh di era rezim saat ini.
Koordinator aksi, Naufal, dengan tegas menyatakan bahwa mahasiswa merasa perlu turun ke jalan guna memulihkan marwah demokrasi yang dinilai terancam oleh sejumlah pelanggaran dan ketidaknetralan dalam proses Pemilu 2024. Dalam orasinya, Naufal mempertanyakan integritas pemerintah yang dinilai semakin terkikis oleh kepentingan kelompok tertentu.
Baca juga: Koordinator Jaringan Gusdurian Minta Hentikan Polemik Pemilu Satu Putaran
“Kami mahasiswa harus turun ke jalan untuk mengembalikan marwah demokrasi yang nyaris rusak saat ini,” tegasnya.
Isu-isu yang menjadi sorotan utama dalam aksi tersebut antara lain pelanggaran Mahkamah Konstitusi, dugaan pelanggaran etik oleh Ketua KPU, hingga kritik terhadap perlakuan “cawe-cawe” yang dianggap tidak netral dari Presiden Jokowi terhadap pelaksanaan Pemilu 2024.
Mahasiswa juga menyerukan kepada pihak-pihak terkait di pemerintahan untuk menghentikan segala bentuk penyalahgunaan jabatan dan kekuasaan demi kepentingan politik tertentu. Mereka berharap agar masyarakat memiliki pemahaman yang lebih mendalam terkait kebutuhan Indonesia, baik dari segi ekonomi, politik, maupun sosial budaya.
Baca juga: Lebih dari Pemimpin, ini 3 Tanggung Jawab Suami dalam Rumah Tangga Menurut Ajaran Islam
“Semoga masyarakat memahami situasi saat ini bahwa pemerintah sedang tidak menunjukkan integritas dan netralitas demi kepentingan keluarga dan kelompok tertentu,” tandas Naufal.
Aksi ini tidak hanya menjadi momentum bagi mahasiswa untuk bersuara, tetapi juga menjadi panggilan bagi semua pihak untuk merespons kondisi demokrasi yang dianggap semakin terkikis. Dengan semangat kebersamaan, para peserta aksi berharap bahwa suara mereka akan didengar dan perubahan nyata akan terjadi demi tegaknya demokrasi yang sehat dan berintegritas di Indonesia.
Terimakasih telah membaca Kampanye Ganjar-Mahfud Disambut Massa Teriakan ‘Solo Bukan Gibran’ di Benteng Vastenburg semoga bisa bermanfaat dan jangan lupa baca berita lainnya di Headline.co.id atau bisa juga baca berita kami di Google News Headline dan ikuti berita terbaru di Chanel WA Headline.
Baca juga: Kampanye Ganjar-Mahfud Disambut Massa Teriakan ‘Solo Bukan Gibran’ di Benteng Vastenburg





















