HEADLINE.CO.ID (SLEMAN, YOGYAKARTA) – Tuk Si Bedug, sebuah sumber mata air yang diakui oleh masyarakat Seyegan sebagai sumber kehidupan yang tak pernah mengalami kekeringan, terletak dekat Desa Wisata Grogol, Seyegan Sleman, sekitar satu kilometer selatan Kantor Kecamatan Seyegan. Berada di Dusun Mranggen, Margodadi, Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Tuk Si Bedug telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat.
Menurut kepercayaan masyarakat Seyegan, Tuk Si Bedug memiliki peran besar dalam mengairi sawah dan ladang mereka, terutama saat musim kemarau panjang. Dipercayai bahwa sumber air ini memberikan berkah yang melimpah kepada warga Seyegan, menjadikannya salah satu elemen vital dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Baca juga: Apa Itu Portofolio? Berikut Pengertian, Manfaat, dan Cara Membuatnya
Sejarah Tuk Si Bedug
Sejarah Tuk Si Bedug diyakini bermula dari kisah perjalanan Sunan Kalijaga, seorang tokoh agama Islam yang memiliki tugas menyebarkan ajaran Islam di Tanah Jawa. Legenda menyebutkan bahwa Sunan Kalijaga berhenti di desa Seyegan dan, pada suatu hari Jum’at Pahing, mengalami kesulitan menemukan air untuk wudhu.
Dengan memohon pertolongan Tuhan, Sunan Kalijaga menancapkan tongkatnya ke tanah. Keajaiban pun terjadi, di mana sumber mata air muncul dari tanah yang sebelumnya tandus. Masyarakat Seyegan menyebutnya Tuk Si Bedug sebagai penghormatan terhadap Sunan Kalijaga, dan sejak itu, tradisi Tuk Si Bedug dijalankan.
Baca juga: Hari Apakah Hari ini? Ini Daftar Hari Penting Nasional dan Internasional
Tradisi Tuk Si Bedug
Tradisi Tuk Si Bedug diadakan setiap bulan Jumadil Akhir, pada hari Jumat Pahing menurut penanggalan tahun Jawa. Ritual ini melibatkan “ubo rampe” atau syarat, yaitu gunungan. Gunungan ini berisi berbagai hasil bumi dan dipersiapkan sebagai simbol kemakmuran. Prosesi dimulai dengan doa bersama, diikuti dengan membawa gunungan ke lokasi Tuk Si Bedug.
Selama tiga hari, berbagai kegiatan adat dan hiburan diadakan, termasuk pertunjukan kesenian tradisional seperti Jathilan, wayang orang, dan wayang kulit. Air dari Tuk Si Bedug diambil oleh sesepuh adat menggunakan periuk dan dibawa ke Balai Desa Margodadi.
Baca juga: Manajemen Risiko: Pengertian, Tujuan dan Manfaat Penerapannya
Berkat kerjasama dengan pemerintah desa dan pemerintah Kabupaten Sleman, Tradisi Tuk Si Bedug telah berkembang menjadi objek wisata religi yang menarik minat banyak pengunjung. Pesta adat ini juga diisi dengan pembacaan sholawat sebagai penghormatan kepada ajaran Nabi Muhammad SAW.
Tuk Si Bedug tidak hanya menjadi sumber air yang berharga bagi masyarakat Seyegan tetapi juga menyimpan sejarah dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Terimakasih telah membaca Tuk Si Bedug: Sumber Mata Air Berkah yang Mengalir Abadi di Desa Seyegan semoga bisa bermanfaat dan jangan lupa baca berita lainnya di Headline.co.id atau bisa juga baca berita kami di Google News.
Baca juga: Gagrak Jogja: Membahas Filosofi dan Makna dari Pakaian Adat Ngayogyakarta





















