Temu Relawan, BPBD Purworejo Jaring Aspirasi Tanggulangi Bencana ~ Headline.co.id (Purworejo). Kabupaten Purworejo yang dalam pemetaan termasuk daerah rawan bencana, seperti banjir, tanah longsor, gempa, bahkan sunami, menjadikan perhatian serius untuk meminimkan terjadinya resiko bencana. Seperti yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo melaksanakan kegiatan temu relawan yang bertema penguatan kelembagaan penanggulangan bencana. Dengan tujuan menggali informasi dan menampung aspirasi terkait dengan penanggulangan bencana.
Baca juga: Menag Terus Upayakan Tahun 2022 Bisa Berangkatkan Jemaah Haji
Hal tersebut dikatakan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purworejo Budi Wibowo SSos Msi, dihadapan 30 peserta dari perwakilan lembaga relawan, di Heroes Spark Purworejo pada Rabu (23/2/22). Hadir Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Drs Boedi Harjono dan Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) M Harjanto.
Lebih lanjut Budi Wibowo mengatakan, relawan ini merupakan ujung tombak terkait dengan penanggulangan bencana yang bekerjasama dengan pemerintah, pelaku dari dunia usaha, dunia pendidikan dan teman-teman media. Kelima pilar ini lah yang harus bekerjasama terkait dengan penanggulangan bencana. “Komunikasi dan kerjasama antara BPBD dan relawan sudah snagat baik terjalin sehingga harus dipertahankan, dengan membina dan memupuk lagi agar kedepanya terkait dengan penanganan bencana ini cepat tertangani,” jelasnya.
Baca juga: Hingga 24 Februari Kasus Aktif Covid-19 Magelang Capai 2.000 Orang
Disamping itu kata Budi Wibowo, juga adanya desa tangguh bencana harapannya kesiap siagaan terkait bencana yang kemungkinan terjadi di wilayah Kabupaten Purworejo, akan bisa kita tanggulangi bersama. Dalam menetapkan indeks resiko bencana yaitu salah satunya ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana. Tantangan kita dalam menggerakan masyarakat yakni minimnya kesadaran masyarakat untuk kesiap siagaan bencana.
“Dikarenakan belum terjadinya bencana sehingga mereka kadang-kadang mengabaikan gladi dan sosialisasi yang kami lakukan. Tetapi dengan seringnya kami melakukan sosialisasi harapannya masyarakat juga semakin paham dengan resiko bencana yang ada di wilayah Kabupaten Purworejo. Kami dari BPBD Kabupaten Purworejo berharap Kelima pilar ini selalu bahu-membahu dan selalu bersama-sama dalam penaggulangan bencana.” Ujar Budi Wibowo
Baca juga: Pandangan dan Harapan Para Puteri Indonesia pada IKN Nusantara
Sementara itu Boedi Harjono sebagai narasumber memaparkan, berdasar analisis waktu siklus terjadinya bencana di Kabupaten Purworejo pada bulan Januari, Maret, Juni, November dan Desember. Sehingga relawan harus paham betul dan mengetahui siklus terjadinya bencana. Posko dan sarpras juga harus disiapkan dengan baik agar jika sewaktu-waktu terjadi bencana bisa segera ditangani. Penanganan bencana tidak hanya dilakukan oleh relawan tetapi juga dukungan dan suporting dari OPD terkait.
“Saya harap tidak perlu diperintah jika terjadi bencana, tapi harus segera di lakukan tindakan karena penanganan bencana haruslah terintegrasi. Relawan harus siap siaga dan ikhlas dalam membantu masyarakat yang terkena bencana. Respon kita harus cepat, pra bencana, saat, dan pasca bencana, sehingga bisa tuntas,” tandas Boedi Harjono.
Baca juga: Update! Akibat Angin Kencang 510 Rumah Warga Gunung Kidul Rusak
Ketua FPRB M.Harjanto sangat apresiasi kegiatan tersebut yang tentu saja untuk membentuk dan mempersatukan antar relawan agar terjadi koordinasi yang baik. Relawan tidak hanya sebatas pada bidang bencana saja, tetapi juga membantu kasus mobil kecelakaan, sapi tercebur sumur, membantu anak yang terkena penyakit Hydrocephalus, memberi santunan anak yatim dan duafa. “Kami relawan mengerjakan apa yang bisa kami kerjakan selagi itu bermanfaat dan bermaslahat untuk kepentingan umum,” jelasnya.
Baca juga: Investasikan Rp580 Juta, PLN Percepat Pembangunan Infrastruktur Kelistrikan Ke Pulau Pasaran Lampung
Menurutnya, relawan di Kabupaten Purworejo ini sangat banyak dan cukup responsif, bertindak cepat dan ketika ada informasi kejadian akan langsung turun lapangan. Harapanya kedepan harus tetap kita jaga koordinasi yang baik, karena koordinasi yang baik merupakan salah satu sarana untuk penanganan masalah secara cepat. “Jika tidak ada koordinasi yang baik maka nanti akan terjadi kebingungan saat terjun kelapangan. Keterbatasan dana dari pemerintah sekarang ini juga di batasi, tetapi untuk berbuat baik itu tidak harus dari dana pemerintah,” tandas Harjanto.
Baca juga: Polres Bantul Berhasil Ungkap 2 Kasus Aborsi, Siapa Saja Pelakunya?





















