Headline.co.id, Jakarta ~ Pemerintah Indonesia terus memperkuat strategi untuk membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan melalui integrasi reformasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan revolusi pencegahan penyakit. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Pratikno, menegaskan bahwa kedua agenda tersebut harus dijalankan secara simultan dan terintegrasi.
Dalam pemaparan bertema “Peran Negara untuk Mendukung Capaian Cakupan Kesehatan Semesta dalam Pembangunan Manusia” pada peringatan UHC di Jakarta, Jumat (12/12/2025), Pratikno menyebutkan tiga pilar utama yang dikawal Kemenko PMK. Pilar-pilar ini bertujuan memperkuat agenda promotif dan preventif di tingkat masyarakat, lingkungan, dan layanan dasar.
Pilar pertama adalah pembudayaan hidup sehat. Pratikno menjelaskan bahwa fokus pilar ini adalah penguatan budaya hidup sehat melalui pengukuran kebugaran, edukasi berkelanjutan, serta integrasi praktik hidup sehat dalam kehidupan bermasyarakat dan dunia kerja. Upaya yang dilakukan meliputi integrasi Kurikulum Sekolah Sehat ke dalam sistem pendidikan nasional, edukasi kesehatan bagi calon pengantin melalui Kementerian Agama dan BKKBN, serta penguatan peran kader kesehatan melalui program pemeriksaan kesehatan gratis. “Tujuannya adalah meningkatkan literasi kesehatan dan mendorong perubahan perilaku secara masif agar gaya hidup sehat menjadi kebiasaan sehari-hari,” tegas Pratikno.
Pilar kedua adalah penguatan ekosistem sehat. Pemerintah memperkuat regulasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perilaku hidup sehat. Pengawasan pangan tidak sehat diperkuat oleh BPOM dan Kementerian Kesehatan, termasuk dukungan instrumen cukai dari Kementerian Keuangan. Selain itu, revitalisasi ruang terbuka hijau, pembangunan fasilitas olahraga komunitas, penerapan program kesehatan di tempat kerja, hingga penyediaan konsumsi rapat sehat terus didorong. “Kami mengawal komitmen lintas sektor melalui penandatanganan komitmen pembudayaan hidup sehat yang melibatkan seluruh kementerian dan lembaga,” jelas Pratikno. Langkah ini diharapkan memudahkan masyarakat membuat pilihan hidup sehat sekaligus menegaskan pentingnya hidup bugar dan produktif dalam keseharian.
Pilar ketiga adalah deteksi dini dan intervensi primer. Fokus pilar ini adalah percepatan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis yang meliputi pengukuran kebugaran, pemeriksaan gula darah, lemak darah, tekanan darah, indeks massa tubuh, serta konsultasi kesehatan. Posyandu juga diperkuat sebagai garda depan deteksi dini melalui peningkatan kapasitas kader kesehatan. “Tujuan pilar ini adalah menemukan kasus sedini mungkin sebelum penyakit berkembang menjadi kronis dan membutuhkan biaya besar,” kata Pratikno.
Menko PMK juga menegaskan bahwa tantangan pelaksanaan JKN saat ini merupakan panggilan bagi seluruh pemangku kebijakan untuk berevolusi dan bekerja bersama. Ia menggambarkan reformasi internal JKN dan revolusi pencegahan penyakit sebagai “dua sisi dari satu koin” yang hanya akan berhasil apabila dijalankan dengan komitmen bersama. Dengan orkestrasi yang terpadu lintas sektor, pemerintah optimistis mampu memperkuat keberlanjutan sistem jaminan kesehatan sekaligus membangun fondasi kesehatan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045. “Tujuan yang kita perjuangkan adalah kesehatan untuk semua yang berkelanjutan,” pungkasnya.
















